MAKALAH
Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Disusun untuk memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum
Dosen Pengampu: Drs. H. Nawawi, M.Pd
Disusun Oleh:
Kelompok 5
PAI-A/3
Siti Nur Azizah :1608101016
Jaenudin :1608101027
Arien Karina :1608101029
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
KATA PENGANTAR
Assalammu`alaikum
Wr Wb.
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT. dengan rahmat, karunia, serta taufik dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai “Karakteristik
Mata Pelajaran PAI” dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Kami
juga berterima kasih kepada Bapak Drs. H. Nawawi, M.Pd selaku dosen mata kuliah
Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum yang telah membimbing kami dalam memahami
dan mempelajari mata kuliah ini dan memberikan arahan kepada kami dalam
menyelesaikan tugasa ini.
Semoga makalah
sederhana ini dapat dipahami bagi para pembaca yang membacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini.
Wassalammu`alaikum Wr Wb.
Cirebon, 29 Oktober 2017
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A.
Latar Belakang.......................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C.
Tujuan........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 2
A.
Pengertian Pendidikan Agama Islam........................................................ 2
B.
Karakteristik Mata Pelajaran PAI............................................................. 3
C.
Karakteristik Bahan Ajar PAI................................................................... 6
D.
Karakteristik Proses Pembelajaran PAI..................................................... 7
E.
Karakteristik Evaluasi Pembelajaran PAI................................................. 8
BAB III PENUTUP............................................................................................. 12
Kesimpulan...................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pengetahuan tentang hakekat manusia
merupakan bagian amat penting sekali, karena dengan pengetahuan tersebut dapat
diketahui tentang kedudukan dan perannya di alam semesta. Pengetahuan ini
sangat penting karena dalam proses pendidikan khususnya pembelajaran pendidikan
agama Islam manusia bukan saja sebagi objek tetapi juga sebagai subjek
pendidikan, sehingga cara apa sajakah yang dilakukan dan aspek apa sajakah yang
diperlukan untuk merancang suatu kurkulum yang dapat mengoptimalkan proses
pembelajaran. Dari situlah kami mulai mencari jawaban, mencari sumber dari
segala sumber dan akhirnya setelah berpeluh-peluh kami menemukan jawabannya.
Kami tuangkan seluruh usaha dan ikhtiar dalam makalah ini.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pendidikan agama Islam?
2. Bagaimanakah
karakteristik tujuan pembelajaran PAI?
3. Bagaimanakah karakteristik bahan ajar PAI?
4. Bagaimanakah karakteristik proses
pembelajaran PAI?
5. Bagaimanakah karakteristik evaluasi
pembelajaran PAI?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan agama Islam
2.
Untuk
mengetahui karakteristik tujuan pembelajaran PAI
3.
Untuk
mengetahui karakteristik bahan ajar PAI
4.
Untuk
mengetahui karakteristik proses pembelajaran PAI
5.
Untuk
mengetahui karakteristik evaluasi pembelajaran PAI.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pendidikan Agama Islam
Defininisi
agama Islam secara lebih rinci dan jelas tertera dalam kurikulum pendidikan
Agama Islam ialah sebagai upada sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta
didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa, dan
berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab
suci Al-Quran dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta
penggunaan pengalaman. Dibarengi tuntunan untuk menghormati penganut negara lain
dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat hingga
terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.
Dari pengertian
tersebut, dapat ditemukan beberapa hal yang perlu diperhatikan, dalam
pembelajaran pendidikan Agama Islam yaitu sebagai berikut:
a)
Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar, yakni kegiatan
bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang dilakukan secara terencana dan
sadar atas tujuan yang hendak dicapai.
b)
Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam
arti ada yang dibimbing, diajari atau dilatih dalam meningkatkan keyakinan,
pemahaman, penghayatan, dan pengamalan terhadap ajaran Islam.
c)
Pendidik atau guru Pendidikan Agama Islam yang melakukan bimbingan,
pengajaran atau latihan secara sadar terhadappeserta didiknya untuk mencapai
tujuan Pendidikan Agama Islam.
d)
Kegiatan pembelajaran pendidikan Agama Islamdiarahkan untuk
meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama
Islam dari peserta didik, disamping untuk membentuk kesalehan dan kualitas
pribadi juga untuk membentuk kesalehan sosial.
Dari penjabaran
pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa pendidikan Agama Islam di sekolah,
diharapkan mampu membentuk kesalehan pribadi (individu) dan kesalehan sosial
sehingga pendidikan agama diharapkan jangan sampai menumbuhkan sikap fanatisme,
menumbuhkan sikap intoleran di kalangan peserta didik dan masyarakat Indonesia
dan memperlemah kerukunan hidup umat beragama dan memperlemah persatuan dan
kesatuan nasional.[1]
B.
Karakteristik Tujuan Pembelajaran PAI
Agama Islam
memiliki ajaran yang khas dalam bidang pendidikan. Islam memandang bahwa
pendidikan adalah hak bagi setiap orang (education for all), laki-laki atau
perempuan, dan berlangsung sepanjang hayat (long life education). Dalam bidang
pendidikan Islam memiliki rumusan yang jelas dalam bidang tujuan, kurikulum, guru, metode, sarana dan lain sebagainya. Semua
aspek yang berkaitan dengan pendidikan ini dapat dipahami dari kandungan surat
Al-Alaq, di dalam Al-quran dapat dijumpai berbagai metode pendidikan seperti
metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, penugasan teladan,
pembiasaan, karya wisata, cerita, nasihat, dan sebagainya. Berbagai metode
tersebut dapat digunakan sesuai dengan materi yang diajarkan, dan dimaksudkan
demikian agar pendidikan tidak membosankan anak didik.[2]
Tujuan yang
akan dicapai kurikulum PAI adalah membentuk anak didik berakhlak mulia, dengan
hubungannya dengan hakikat penciptaan manusia. Sehubungan dengan kurikulum
pendidikan Islam ini, dengan penafsiran luas, kurikulumnya berisi materi untuk
pendidikan seumur hidup (long life education), sesuai dengan Hadist Nabi
Muhammad Saw.
Tujuan
pendidikan agama Islam ditekankan pada terbentuknya manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Eesa. Untuk itu ditetapkan kompetensi atau
kemampuan dasar yang perlu dicapai oleh setiap peserta didik pada setiap
jenjang pendidikan, yaitu :
1.
Pada tingkat Sekolah Dasar diharapkan peserta didik :
a.
Memiliki iman yang baik dan benar.
b.
Mampu beribadah dengan baik, benar dan tertib.
c.
Mampu membaca Al-Qur’an.
d.
Membiasakan berakhlak mulia.
2.
Pada tingkat SLTP diharapkan peserta didik :
a.
Memiliki iman yang kuat.
b.
Mampu beribadah, berdzikir, dan berdoa.
c.
Mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
d.
Terbiasa berakhlak baik.
3.
Pada tingkat SLTA diharapkan peserta didik :
a.
Memiliki iman yang benar.
b.
Taat beribadah, berdzikir, berdo’a serta mampu menjadi imam sholat.
c.
Mampu membaca Al-Qur’an dan menghayati kandungan maknanya
d.
Memiliki akhlak yang baik.
e.
Mampu menerapkan mu’amalah dengan baik dalam kehidupan
.bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan UUD
1945.
4.
Untuk mencapai kamampuan dasar tersebut ditetapkan delapan indikasi
keberhasilan Pendidikan Agama Islam di sekolah-sekolah sebagai berikut :
a.
Siswa memiliki pengetahuan fungsional tentang Agama Islam.
b.
Siswa meyakini kebenaran ajaran agama Islam dan menghormati orang
lain yang meyakini agama pula.
c.
Siswa gairah beribadah.
d.
Siswa mamp membaca Al-Qur’an dan beusaha memahami kandungan
maknanya.
e.
Siswa berakhlak mulia.
f.
Siswa rajin belajar, giat bekerja, dan gemar berbuat baik.
g.
Siswa mampu mensyukuri nikmat Allah S.W.T.
h.
Siswa mampu menciptakan suasana hidup rukun dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.[3]
Tujuan
pendidikan agama Islam adalah sesuatu yang ingin dicapai setelah melakukan
serangkaian proses pendidikan agama Islam di sekolah. Terdapat mengenai
beberapa pendapat mengenai tujuan pendidikan agama Islam ini, diantaranya
al-Attas, ia menghendaki tujuan pendidikan (agama)
Islam itu adalah manusia yang baik. Sementara itu, Marimba
mengatakan, menurutnya tujuan pendidikan (agama) Islam adalah terciptanya orang
yang berkepribadian muslim. Berbeda dengan al-Abrasy, menghendaki tujuan akhir
pendidikan (agama) Islam itu adalahterbentuknya manusia yang berakhlak mulia (akhlak
al-karimah). Munir Musyi mengatakan tujuan akhir pendidikan Islam adalah
manusia yang sempurna.[4]
Secara
operasional tujuan pendidikan agama Islam khususnya dalam konteks ke
Indonesiaan sebagaimana tertera dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam, ialah
bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik
tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam
hal keimanan, ketaqwaannya kepada Allah SWT. serta berakhlak muliadalam
kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat
melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.[5]
C.
Karakteristik Bahan Ajar PAI
Di dalam GBPP (Garis
Besar Program Pengajaran) Pendidikan
Agama Islam (PAI) disekolah umum dijelaskan bahwa pendidikan Islam adalah usaha
sadar untuk menyiapkan sisi dalam meyakini, memahami, menghayati dan
mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau
latihan dengan memperhaikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam
hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan
persatuan nasional. Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Bahan
Ajar Pendidikan Agama Islam adalah
segala bentuk bahan/materi Ajar Pendidikan Islam yang digunakan untuk membantu guru Pendidikan
Agama Islam (PAI) atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar
tentang Pendidikan Islam. Materi yang diajarkan antara lain : keimanan, ibadah,
Al-Qur’an, akhlak, muamalah, syariah, dan tarikh.
Sumber ajaran atau bahan ajar pendidikan agama Islam yang utama adalah Al-Quran dan
Al-Sunnah, sedangkan penalaran atau akal pikiran sebagai alat untuk memahami
Al-Quran dan Al-Sunnah. Ketentuan ini sesuai dengan agama Islam itu sendiri
sebagai wahyu yang berasal dari Allah SWT. yang penjabarannya dilakukan oleh
Nabi Muhammad Saw. penjelasan mengenai sumber ajaran Islam tersebut dapat
dikemukakan sebagai berikut:
a.
Al-Quran
Al-Quran adalah kitab suci yang isinya mengandung firman Allah, turunnya secara
bertahap melalui malaikat jibril, pembawanya Nabi Muhammad Saw.
Sebagai sumber ajaran Islam
yang utama Al-Quran diyakini berasal dari Allah dan mutlak benar. Keberadaan
Al-Quran sangat dibutuhkan manusia. Al-Quran juga berfungsi sebagai hakim atau
wasit yang mengatur jalannya kehidupan manusia agar berjalan lurus, itulah
sebabnya, ketika umat Islam berselisih dalam segala urusannya hendaknya ia
berhakim kepada Al-Quran.
b.
Al-Sunnah
Kedudukan Al-Sunnah sebagai sumber ajaran Islam selain didasarkan
pada keterangan ayat-ayat Al-Quran dan hadits juga didasarkan kepada pendapat
kesepakatan para sahabat. Menurut sebagian ulama yang disebut belakangan ini
Al-Sunnah diartikan sebagai sesuatu yang dibiasakan oleh Nabi Muhammad Saw.,
sehingga sesuatu itu lebih banyak dikerjakan oleh Nabi Muhammad Saw. daripada
ditinggalkan.[6]
D.
Karakteristik Proses Pembelajaran PAI
Pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar pendidikan agama Islam menekankan pada pengertian interaksi yaitu
hubungan aktif dua arah (timbal balik) antara guru dan murid. Hubungan aktif
antara guru dan murid harus diikuti oleh tujuan pendidikan agama. Tujuan
pendidikan agama Islam adalah untuk meningkatkan keimanan melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik
tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam
hal keimanan, ketaqwaanya berbangsa dan bernegara.
Usaha guru
dalam membantu murid untuk mencapai tujuan adalah guru harus memilih bahan ajar
atau meteri pendidikan agama yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai di
samping memilih bahan yang sesuai, guru selanjutnya memilih dan menetapkan
metode dan sasaran yang paling tepat dan sesuai dalam penyampaian bahan dengan
mempertimbangkan faktor situasional serta diperkirakan dapat memperlancar
jalannya proses belajar mengajar pendidikan agama. Setelah proses belajar
mengajar dilaksanakan, maka komponen lain yang harus disertakan adalah
evaluasi.
Evaluasi
berfungsi sebagai formatif, sedangkan fungsi lainnya sebagai sumatif. Fungsi
formatif evaluasi yang dilakukan apabila hasil yang diperoleh dalam kegiatan
evaluasi diarahkan untuk memperbaiki bagian tertentu sedangkan fungsi sumatif
evaluasi diarahkan pada perhatian terhadap hasil suatu kurikulum.
Teknik evaluasi
yang ditetapkan meliputi tes dan non tes. Yang pertama mencakup tes penguasaan
bahan yang berbentuk obyektif (pilihan berganda, uraian, menyempurnakan,
menyusun kembali) dan berbentuk esai, tes sikap dan tes ketrampilan (praktek)
kedua mencakup observasi, wawancarta dan studi kasus, serta tes sumatif yang
dilakukan di akhir semester .[7]
E. Karakteristik
Evaluasi Pembelajaran PAi
Evaluasi dalam
pendidikan Islam merupakan cara atau teknik penilaian terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan perhitungan yang
bersifat komperenhensif dari seluruh aspek-aspek kehidupan mental-psikologis
dan spiritual-religius, karena manusia bukan saja sosok pribadi yang tidak hanya bersikap religious , melainkan juga berilmu dan
berketerampilan yang sanggup beramal dan berbakti kepada Tuhan dan
masyarakatnya.
Sasaran evaluasi
pendidikan Islam secara garis besar meliputi empat kemampuan dasar anak didik,
yaitu:
1)
Sikap dan pengamalan
pribadinya, hubungannya dengan Tuhan;
2)
Sikap dan pengamalan
dirinya, hubungannya dengn masyarakat;
3)
Sikap dan pengamalan
kehidupannya, hubungannya dengan alam sekitar;
4)
Sikap dan pandangannya
terhadap dirinya sendiri selaku hamba Allah dan selaku anggota masyarakatnya,
serta selaku khalifah di muka bumi.
Selain evaluasi
dalam pendidikan Islam ada juga system
evaluasi yang diterapkan Allah SWT.
Al-quran menginspirasikan bahwa pekerjaan evaluasi terhadap manusia didik
adalah merupakan tugas penting dalam rangkaian proses pendidikan yang telah
dilaksanakan oleh pendidik. Ada tiga
tujuan pedagogis dari system evaluasi Tuhan terhadap perbuatan manusia, yaitu
sebagai berikut:
1)
Untuk menguji daya kemampuan
manusia beriman terhadap berbagai macam problema kehidupan yang dialaminya.
2)
Untuk mengetahui sampai di
mana atau sejauh mana hasil pendidikan wahyu yang teklah diterapkan Rasulullah
saw. terhadap umatya.
3)
Untuk menentukan klasifikasi
atau tingkat-tingkat hidup keislaman atau
keimanan manusia, sehingga diketahui manusia yang paling mulia di sisi
Allah yaitu paling takwa kepada-Nya, manusia yang sedang dalam iman dan
ketakwaannya, manusia yang ingkar kepada ajaran Islam.
a)
Sebagai contoh system evaluasi Tuhan terhadap manusi
yang menghadapi berbagai kesulitan hidup, adalah firman-Nya dalam Surah
Al-Baqarah ayat 115 sebagai berikut.
وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَيۡءٖ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصٖ
مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ ١٥٥
“Dan sungguh akan Kami berikan
cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa
dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”.(QS. Al Baqarah :
155)
Sasaran evaluasi
dengan teknik testing tersebut adalah ketahanan mental beriman dan bertakwa
kepada Allah. Jika mereka ternyata tahan terhadap uji coba(tes) Tuhan, mereka
akan mendapatkan kegembiraan dalam segala bentuk, terutama kegembiraan yang
bersifat mental rohaniah. Seperti kelapangan dada, ketegaran hati, terhindar
dari putus asa, kesehatan jiwa dan kegembiraan paling tinggi nilainya ialah
mendapatkan tiket masuk surga.
b)
Sistem evaluasi untuk
mengetahui apakah bersyukur ataupun kufur terhadap Tuhan, sebagaimana
firman-Nya.
قَالَ
ٱلَّذِي عِندَهُۥ عِلۡمٞ مِّنَ ٱلۡكِتَٰبِ أَنَا۠ ءَاتِيكَ بِهِۦ قَبۡلَ أَن
يَرۡتَدَّ إِلَيۡكَ طَرۡفُكَۚ فَلَمَّا رَءَاهُ مُسۡتَقِرًّا عِندَهُۥ قَالَ
هَٰذَا مِن فَضۡلِ رَبِّي لِيَبۡلُوَنِيٓ ءَأَشۡكُرُ أَمۡ أَكۡفُرُۖ وَمَن شَكَرَ
فَإِنَّمَا يَشۡكُرُ لِنَفۡسِهِۦۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيّٞ كَرِيمٞ ٤٠
Berkatalah
seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: "Aku akan membawa singgasana
itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat
singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia
Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan
nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur
untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya
Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia"(QS. An-Naml : 40)
c)
Nabi Sulaiman pernah
mengevaluasi kejujuran seekor burung hud-hud yang memberitahukan tentang adanya
kerajaan yang diperintah oleh seorang wanita cantik, yang di kisahkan dalam
Al-quran sebagai berikut.
قَالَ سَنَنظُرُ أَصَدَقۡتَ أَمۡ كُنتَ مِنَ ٱلۡكَٰذِبِينَ ٢٧
Berkata Sulaiman: "Akan
kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta. (QS. An-Naml:
27)
d)
Sebagai contoh ujian (tes)
yang berat kepada Nabi Ibrahim, Allah memerintahkan beliau untuk
menyembelihanaknya Ismail yang amat dicintai. Tujuannya untuk mengetahui kadar
keimanan dan ketakwaan serta ketaatannya kepada Allah.
فَلَمَّآ أَسۡلَمَا وَتَلَّهُۥ لِلۡجَبِينِ ١٠٣ وَنَٰدَيۡنَٰهُ أَن يَٰٓإِبۡرَٰهِيمُ ١٠٤ قَدۡ
صَدَّقۡتَ ٱلرُّءۡيَآۚ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجۡزِي ٱلۡمُحۡسِنِينَ ١٠٥ إِنَّ هَٰذَا
لَهُوَ ٱلۡبَلَٰٓؤُاْ ٱلۡمُبِينُ ١٠٦
وَفَدَيۡنَٰهُ بِذِبۡحٍ عَظِيمٖ ١٠٧
“Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan
anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah
dia: "Hai Ibrahim. Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu
sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat
baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak
itu dengan seekor sembelihan yang besar”.(QS. Ash-Shaffat: 103-107)
Tuhan memberikan contoh system evaluasi seperti
difirmankan dalam kitab suci-Nya, yang sasarannya adalah untuk mengetahui dan
menilai sejauh mana kadar iman, takwa, dan ketahanan mental dan keteguhan hati
serta kesediaan menerima ajakan Tuhan untuk menaati perintah dan menjauhi
larangan-Nya. Kemudian setelah di nilai maka Tuhan menetapkan kriteria-kriteria
derajat kemuliaan hamba-Nya. Bagi yang berderajat mulia disisi-Nya, Dia
akanmemberi “hadiah” atau pahala sesuai kehendak-Nya yang berpuncak pada pahala
tertinggi yaitu surga, dengan demikian pekerjaan evaluasi Tuhan pada hakikatnya
bersifat mendidik agar sadar terhadap fungsinya selaku hamba-Nya, yaitu
menghambakan diri hanya kepada-Nya.[8]
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
1) Pendidikan
agama
Islam ialah sebagai upaya sadar dan
terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati
hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama
Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Hadits, melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman.
2) Karakteristik tujuan pembelajaran PAI ialah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan,
melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta
pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim
yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya kepada Allah SWT. serta
berakhlak muliadalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi
3) Karakteristik bahan ajar PAI adalah Al-Quran dan Al-Sunnah, sedangkan penalaran atau akal
pikiran sebagai alat untuk memahami Al-Quran dan Al-Sunnah. Ketentuan ini
sesuai dengan agama Islam itu sendiri sebagai wahyu yang berasal dari Allah SWT
4) Karakteristik proses pembelajaran PAI yaitu
usaha guru dalam membantu murid untuk
mencapai tujuan adalah guru harus memilih bahan ajar atau meteri pendidikan
agama yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
5) Karakteristik evaluasi pembelajaran PAI yaitu cara atau teknik penilaian terhadap
tingkah laku anak didik berdasarkan
perhitungan yang bersifat komperenhensif dari seluruh aspek-aspek kehidupan
a)
DAFTAR
PUSTAKA
Abuddin
Nata. 2014. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Arifin.2011.
Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Heri Gunawan. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam. Bandung: Alfabeta.
Heri Gunawan. 2013. Kurikulum dan
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: Alfabeta.
http://paidendelepetsmtr5.blogspot.co.id/2016/11/karakteristik-dan-pengembangan.html Diakses Pada Tanggal 29 Oktober 2017 Pukul 19.25 WIB.
Muhaimin.2004. Paradigma Pendidikan Islam,
Bandung: PT Rosdakarya .
[1] Heri Gunawan. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam. Bandung: Alfabeta. Hlm. 201-202
[4] Heri Gunawan. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam. Bandung: Alfabeta. Hlm. 205-206
[7] http://paidendelepetsmtr5.blogspot.co.id/2016/11/karakteristik-dan-pengembangan.html Diakses Pada Tanggal 29 Oktober 2017 Pukul 19.25 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar