Jumat, 26 April 2019

Karakteristik PAI


MAKALAH
Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Disusun untuk memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum
Dosen Pengampu: Drs. H. Nawawi, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 5
PAI-A/3
Siti Nur Azizah           :1608101016
Jaenudin                      :1608101027
Arien Karina               :1608101029


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
TAHUN AKADEMIK 2017/2018


KATA PENGANTAR

Assalammu`alaikum Wr Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai “Karakteristik Mata Pelajaran PAI” dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Kami juga berterima kasih kepada Bapak Drs. H. Nawawi, M.Pd selaku dosen mata kuliah Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum yang telah membimbing kami dalam memahami dan mempelajari mata kuliah ini dan memberikan arahan kepada kami dalam menyelesaikan tugasa ini.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi para pembaca yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini.

Wassalammu`alaikum Wr Wb.
Cirebon, 29 Oktober 2017

Penyusun


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A.    Latar Belakang.......................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C.     Tujuan........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 2
A.    Pengertian Pendidikan Agama Islam........................................................ 2
B.     Karakteristik Mata Pelajaran PAI............................................................. 3
C.     Karakteristik Bahan Ajar PAI................................................................... 6
D.    Karakteristik Proses Pembelajaran PAI..................................................... 7
E.     Karakteristik Evaluasi Pembelajaran PAI................................................. 8
BAB III PENUTUP............................................................................................. 12
Kesimpulan...................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 13












BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pengetahuan tentang hakekat manusia merupakan bagian amat penting sekali, karena dengan pengetahuan tersebut dapat diketahui tentang kedudukan dan perannya di alam semesta. Pengetahuan ini sangat penting karena dalam proses pendidikan khususnya pembelajaran pendidikan agama Islam manusia bukan saja sebagi objek tetapi juga sebagai subjek pendidikan, sehingga cara apa sajakah yang dilakukan dan aspek apa sajakah yang diperlukan untuk merancang suatu kurkulum yang dapat mengoptimalkan proses pembelajaran. Dari situlah kami mulai mencari jawaban, mencari sumber dari segala sumber dan akhirnya setelah berpeluh-peluh kami menemukan jawabannya. Kami tuangkan seluruh usaha dan ikhtiar dalam makalah ini.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari pendidikan agama Islam?
2.      Bagaimanakah karakteristik tujuan pembelajaran PAI?
3.      Bagaimanakah karakteristik bahan ajar PAI?
4.      Bagaimanakah karakteristik proses pembelajaran PAI?
5.      Bagaimanakah karakteristik evaluasi pembelajaran PAI?
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian pendidikan agama Islam
2.      Untuk mengetahui karakteristik tujuan pembelajaran PAI
3.      Untuk mengetahui karakteristik bahan ajar PAI
4.      Untuk mengetahui karakteristik proses pembelajaran PAI
5.      Untuk mengetahui karakteristik evaluasi pembelajaran PAI.





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pendidikan Agama Islam
Defininisi agama Islam secara lebih rinci dan jelas tertera dalam kurikulum pendidikan Agama Islam ialah sebagai upada sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman. Dibarengi tuntunan untuk menghormati penganut negara lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.
Dari pengertian tersebut, dapat ditemukan beberapa hal yang perlu diperhatikan, dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam yaitu sebagai berikut:
a)      Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar, yakni kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang dilakukan secara terencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.
b)      Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam arti ada yang dibimbing, diajari atau dilatih dalam meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan terhadap ajaran Islam.
c)      Pendidik atau guru Pendidikan Agama Islam yang melakukan bimbingan, pengajaran atau latihan secara sadar terhadappeserta didiknya untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam.
d)     Kegiatan pembelajaran pendidikan Agama Islamdiarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama Islam dari peserta didik, disamping untuk membentuk kesalehan dan kualitas pribadi juga untuk membentuk kesalehan sosial.
Dari penjabaran pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa pendidikan Agama Islam di sekolah, diharapkan mampu membentuk kesalehan pribadi (individu) dan kesalehan sosial sehingga pendidikan agama diharapkan jangan sampai menumbuhkan sikap fanatisme, menumbuhkan sikap intoleran di kalangan peserta didik dan masyarakat Indonesia dan memperlemah kerukunan hidup umat beragama dan memperlemah persatuan dan kesatuan nasional.[1]
B.     Karakteristik Tujuan Pembelajaran PAI
Agama Islam memiliki ajaran yang khas dalam bidang pendidikan. Islam memandang bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap orang (education for all), laki-laki atau perempuan, dan berlangsung sepanjang hayat (long life education). Dalam bidang pendidikan Islam memiliki rumusan yang jelas dalam  bidang  tujuan, kurikulum, guru, metode, sarana dan lain sebagainya. Semua aspek yang berkaitan dengan pendidikan ini dapat dipahami dari kandungan surat Al-Alaq, di dalam Al-quran dapat dijumpai berbagai metode pendidikan seperti metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, penugasan teladan, pembiasaan, karya wisata, cerita, nasihat, dan sebagainya. Berbagai metode tersebut dapat digunakan sesuai dengan materi yang diajarkan, dan dimaksudkan demikian agar pendidikan tidak membosankan anak didik.[2]
Tujuan yang akan dicapai kurikulum PAI adalah membentuk anak didik berakhlak mulia, dengan hubungannya dengan hakikat penciptaan manusia. Sehubungan dengan kurikulum pendidikan Islam ini, dengan penafsiran luas, kurikulumnya berisi materi untuk pendidikan seumur hidup (long life education), sesuai dengan Hadist Nabi Muhammad Saw.
Tujuan pendidikan agama Islam ditekankan pada terbentuknya manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Eesa. Untuk itu ditetapkan kompetensi atau kemampuan dasar yang perlu dicapai oleh setiap peserta didik pada setiap jenjang pendidikan, yaitu :
1.      Pada tingkat Sekolah Dasar diharapkan peserta didik  :
a.       Memiliki iman yang baik dan benar.
b.      Mampu beribadah dengan baik, benar dan tertib.
c.       Mampu membaca Al-Qur’an.
d.      Membiasakan berakhlak mulia.
2.      Pada tingkat SLTP diharapkan peserta didik :
a.       Memiliki iman yang kuat.
b.      Mampu beribadah, berdzikir, dan berdoa.
c.       Mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
d.      Terbiasa berakhlak baik.
3.      Pada tingkat SLTA diharapkan peserta didik :
a.       Memiliki iman yang benar.
b.      Taat beribadah, berdzikir, berdo’a serta mampu menjadi imam sholat.
c.       Mampu membaca Al-Qur’an dan menghayati kandungan maknanya
d.      Memiliki akhlak yang baik.
e.       Mampu menerapkan mu’amalah dengan baik dalam kehidupan .bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
4.      Untuk mencapai kamampuan dasar tersebut ditetapkan delapan indikasi keberhasilan Pendidikan Agama Islam di sekolah-sekolah sebagai berikut :
a.       Siswa memiliki pengetahuan fungsional tentang Agama Islam.
b.      Siswa meyakini kebenaran ajaran agama Islam dan menghormati orang lain yang meyakini agama pula.
c.       Siswa gairah beribadah.
d.      Siswa mamp membaca Al-Qur’an dan beusaha memahami kandungan maknanya.
e.       Siswa berakhlak mulia.
f.       Siswa rajin belajar, giat bekerja, dan gemar berbuat baik.
g.      Siswa mampu mensyukuri nikmat Allah S.W.T.
h.      Siswa mampu menciptakan suasana hidup rukun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.[3]
Tujuan pendidikan agama Islam adalah sesuatu yang ingin dicapai setelah melakukan serangkaian proses pendidikan agama Islam di sekolah. Terdapat mengenai beberapa pendapat mengenai tujuan pendidikan agama Islam ini, diantaranya al-Attas, ia menghendaki tujuan pendidikan (agama) Islam itu adalah  manusia yang baik. Sementara itu, Marimba mengatakan, menurutnya tujuan pendidikan (agama) Islam adalah terciptanya orang yang berkepribadian muslim. Berbeda dengan al-Abrasy, menghendaki tujuan akhir pendidikan (agama) Islam itu adalahterbentuknya manusia yang berakhlak mulia (akhlak al-karimah). Munir Musyi mengatakan tujuan akhir pendidikan Islam adalah manusia yang sempurna.[4]
Secara operasional tujuan pendidikan agama Islam khususnya dalam konteks ke Indonesiaan sebagaimana tertera dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam, ialah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya kepada Allah SWT. serta berakhlak muliadalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.[5]


C.    Karakteristik Bahan Ajar PAI
Di dalam GBPP (Garis Besar Program Pengajaran)  Pendidikan Agama Islam (PAI) disekolah umum dijelaskan bahwa pendidikan Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan sisi dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan dengan memperhaikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam adalah  segala bentuk bahan/materi Ajar Pendidikan Islam  yang digunakan untuk membantu guru Pendidikan Agama Islam (PAI) atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar tentang Pendidikan Islam. Materi yang diajarkan antara lain : keimanan, ibadah, Al-Qur’an, akhlak, muamalah, syariah, dan tarikh.
Sumber ajaran atau bahan ajar pendidikan agama  Islam yang utama adalah Al-Quran dan Al-Sunnah, sedangkan penalaran atau akal pikiran sebagai alat untuk memahami Al-Quran dan Al-Sunnah. Ketentuan ini sesuai dengan agama Islam itu sendiri sebagai wahyu yang berasal dari Allah SWT. yang penjabarannya dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw. penjelasan mengenai sumber ajaran Islam tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:
a.       Al-Quran
Al-Quran adalah  kitab suci yang isinya mengandung firman Allah, turunnya secara bertahap melalui malaikat jibril, pembawanya Nabi Muhammad Saw.
 Sebagai sumber ajaran Islam yang utama Al-Quran diyakini berasal dari Allah dan mutlak benar. Keberadaan Al-Quran sangat dibutuhkan manusia. Al-Quran juga berfungsi sebagai hakim atau wasit yang mengatur jalannya kehidupan manusia agar berjalan lurus, itulah sebabnya, ketika umat Islam berselisih dalam segala urusannya hendaknya ia berhakim kepada Al-Quran.

b.      Al-Sunnah
Kedudukan Al-Sunnah sebagai sumber ajaran Islam selain didasarkan pada keterangan ayat-ayat Al-Quran dan hadits juga didasarkan kepada pendapat kesepakatan para sahabat. Menurut sebagian ulama yang disebut belakangan ini Al-Sunnah diartikan sebagai sesuatu yang dibiasakan oleh Nabi Muhammad Saw., sehingga sesuatu itu lebih banyak dikerjakan oleh Nabi Muhammad Saw. daripada ditinggalkan.[6]

D.    Karakteristik Proses Pembelajaran PAI
            Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pendidikan agama Islam menekankan pada pengertian interaksi yaitu hubungan aktif dua arah (timbal balik) antara guru dan murid. Hubungan aktif antara guru dan murid harus diikuti oleh tujuan pendidikan agama. Tujuan pendidikan agama Islam adalah untuk meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaanya berbangsa dan bernegara.
Usaha guru dalam membantu murid untuk mencapai tujuan adalah guru harus memilih bahan ajar atau meteri pendidikan agama yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai di samping memilih bahan yang sesuai, guru selanjutnya memilih dan menetapkan metode dan sasaran yang paling tepat dan sesuai dalam penyampaian bahan dengan mempertimbangkan faktor situasional serta diperkirakan dapat memperlancar jalannya proses belajar mengajar pendidikan agama. Setelah proses belajar mengajar dilaksanakan, maka komponen lain yang harus disertakan adalah evaluasi.
Evaluasi berfungsi sebagai formatif, sedangkan fungsi lainnya sebagai sumatif. Fungsi formatif evaluasi yang dilakukan apabila hasil yang diperoleh dalam kegiatan evaluasi diarahkan untuk memperbaiki bagian tertentu sedangkan fungsi sumatif evaluasi diarahkan pada perhatian terhadap hasil suatu kurikulum.
Teknik evaluasi yang ditetapkan meliputi tes dan non tes. Yang pertama mencakup tes penguasaan bahan yang berbentuk obyektif (pilihan berganda, uraian, menyempurnakan, menyusun kembali) dan berbentuk esai, tes sikap dan tes ketrampilan (praktek) kedua mencakup observasi, wawancarta dan studi kasus, serta tes sumatif yang dilakukan di akhir semester .[7]

           
E.     Karakteristik Evaluasi Pembelajaran PAi
Evaluasi dalam pendidikan Islam merupakan cara atau teknik penilaian terhadap tingkah  laku anak didik berdasarkan perhitungan yang bersifat komperenhensif dari seluruh aspek-aspek kehidupan mental-psikologis dan spiritual-religius, karena manusia bukan saja sosok pribadi yang  tidak hanya bersikap  religious , melainkan juga berilmu dan berketerampilan yang sanggup beramal dan berbakti kepada Tuhan dan masyarakatnya.
Sasaran evaluasi pendidikan Islam secara garis besar meliputi empat kemampuan dasar anak didik, yaitu:
1)      Sikap dan pengamalan pribadinya, hubungannya dengan Tuhan;
2)      Sikap dan pengamalan dirinya, hubungannya dengn masyarakat;
3)      Sikap dan pengamalan kehidupannya, hubungannya dengan alam sekitar;
4)      Sikap dan pandangannya terhadap dirinya sendiri selaku hamba Allah dan selaku anggota masyarakatnya, serta selaku khalifah di muka bumi.
Selain evaluasi dalam pendidikan Islam ada  juga system evaluasi yang  diterapkan Allah SWT. Al-quran menginspirasikan bahwa pekerjaan evaluasi terhadap manusia didik adalah merupakan tugas penting dalam rangkaian proses pendidikan yang telah dilaksanakan  oleh pendidik. Ada tiga tujuan pedagogis dari system evaluasi Tuhan terhadap perbuatan manusia, yaitu sebagai berikut:
1)      Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam problema kehidupan yang dialaminya.
2)      Untuk mengetahui sampai di mana atau sejauh mana hasil pendidikan wahyu yang teklah diterapkan Rasulullah saw.  terhadap  umatya.
3)      Untuk menentukan klasifikasi atau tingkat-tingkat hidup keislaman atau  keimanan manusia, sehingga diketahui manusia yang paling mulia di sisi Allah yaitu paling takwa kepada-Nya, manusia yang sedang dalam iman dan ketakwaannya, manusia yang ingkar kepada ajaran Islam.
a)                  Sebagai  contoh system evaluasi Tuhan terhadap manusi yang menghadapi berbagai kesulitan hidup, adalah firman-Nya dalam Surah Al-Baqarah ayat 115 sebagai berikut.
وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَيۡءٖ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصٖ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ ١٥٥
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”.(QS. Al Baqarah : 155)
Sasaran evaluasi dengan teknik testing tersebut adalah ketahanan mental beriman dan bertakwa kepada Allah. Jika mereka ternyata tahan terhadap uji coba(tes) Tuhan, mereka akan mendapatkan kegembiraan dalam segala bentuk, terutama kegembiraan yang bersifat mental rohaniah. Seperti kelapangan dada, ketegaran hati, terhindar dari putus asa, kesehatan jiwa dan kegembiraan paling tinggi nilainya ialah mendapatkan tiket masuk surga.
b)                  Sistem evaluasi untuk mengetahui apakah bersyukur ataupun kufur terhadap Tuhan, sebagaimana firman-Nya.
قَالَ ٱلَّذِي عِندَهُۥ عِلۡمٞ مِّنَ ٱلۡكِتَٰبِ أَنَا۠ ءَاتِيكَ بِهِۦ قَبۡلَ أَن يَرۡتَدَّ إِلَيۡكَ طَرۡفُكَۚ فَلَمَّا رَءَاهُ مُسۡتَقِرًّا عِندَهُۥ قَالَ هَٰذَا مِن فَضۡلِ رَبِّي لِيَبۡلُوَنِيٓ ءَأَشۡكُرُ أَمۡ أَكۡفُرُۖ وَمَن شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشۡكُرُ لِنَفۡسِهِۦۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيّٞ كَرِيمٞ ٤٠
Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia"(QS. An-Naml : 40)
c)                  Nabi Sulaiman pernah mengevaluasi kejujuran seekor burung hud-hud yang memberitahukan tentang adanya kerajaan yang diperintah oleh seorang wanita cantik, yang di kisahkan dalam Al-quran sebagai berikut.

قَالَ سَنَنظُرُ أَصَدَقۡتَ أَمۡ كُنتَ مِنَ ٱلۡكَٰذِبِينَ ٢٧
Berkata Sulaiman: "Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta. (QS. An-Naml: 27)
d)                 Sebagai contoh ujian (tes) yang berat kepada Nabi Ibrahim, Allah memerintahkan beliau untuk menyembelihanaknya Ismail yang amat dicintai. Tujuannya untuk mengetahui kadar keimanan dan ketakwaan serta ketaatannya kepada Allah.
فَلَمَّآ أَسۡلَمَا وَتَلَّهُۥ لِلۡجَبِينِ ١٠٣  وَنَٰدَيۡنَٰهُ أَن يَٰٓإِبۡرَٰهِيمُ ١٠٤ قَدۡ صَدَّقۡتَ ٱلرُّءۡيَآۚ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجۡزِي ٱلۡمُحۡسِنِينَ ١٠٥ إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ ٱلۡبَلَٰٓؤُاْ ٱلۡمُبِينُ ١٠٦  وَفَدَيۡنَٰهُ بِذِبۡحٍ عَظِيمٖ ١٠٧
“Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim. Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar”.(QS. Ash-Shaffat: 103-107)
Tuhan memberikan contoh system evaluasi seperti difirmankan dalam kitab suci-Nya, yang sasarannya adalah untuk mengetahui dan menilai sejauh mana kadar iman, takwa, dan ketahanan mental dan keteguhan hati serta kesediaan menerima ajakan Tuhan untuk menaati perintah dan menjauhi larangan-Nya. Kemudian setelah di nilai maka Tuhan menetapkan kriteria-kriteria derajat kemuliaan hamba-Nya. Bagi yang berderajat mulia disisi-Nya, Dia akanmemberi “hadiah” atau pahala sesuai kehendak-Nya yang berpuncak pada pahala tertinggi yaitu surga, dengan demikian pekerjaan evaluasi Tuhan pada hakikatnya bersifat mendidik agar sadar terhadap fungsinya selaku hamba-Nya, yaitu menghambakan diri hanya kepada-Nya.[8]



BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1)      Pendidikan agama Islam ialah sebagai upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman.
2)      Karakteristik tujuan pembelajaran PAI ialah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya kepada Allah SWT. serta berakhlak muliadalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi
3)      Karakteristik bahan ajar PAI adalah Al-Quran dan Al-Sunnah, sedangkan penalaran atau akal pikiran sebagai alat untuk memahami Al-Quran dan Al-Sunnah. Ketentuan ini sesuai dengan agama Islam itu sendiri sebagai wahyu yang berasal dari Allah SWT
4)      Karakteristik proses pembelajaran PAI yaitu usaha guru dalam membantu murid untuk mencapai tujuan adalah guru harus memilih bahan ajar atau meteri pendidikan agama yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
5)      Karakteristik evaluasi pembelajaran PAI yaitu cara atau teknik penilaian terhadap tingkah  laku anak didik berdasarkan perhitungan yang bersifat komperenhensif dari seluruh aspek-aspek kehidupan

a)       
DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata. 2014. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Arifin.2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Heri Gunawan. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: Alfabeta.
Heri Gunawan. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: Alfabeta.
http://paidendelepetsmtr5.blogspot.co.id/2016/11/karakteristik-dan-pengembangan.html Diakses Pada Tanggal 29 Oktober 2017 Pukul  19.25 WIB.
Muhaimin.2004. Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: PT Rosdakarya .



[1] Heri Gunawan. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: Alfabeta. Hlm. 201-202
[2] Abuddin Nata. 2014. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hlm. 87
[3] Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (PT.Remaja Rosdakarya: Bandung, 2004), hlm.105.
[4] Heri Gunawan. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: Alfabeta. Hlm. 205-206
[5] Abuddin Nata. 2014. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hlm. 66

[7] http://paidendelepetsmtr5.blogspot.co.id/2016/11/karakteristik-dan-pengembangan.html Diakses Pada Tanggal 29 Oktober 2017 Pukul  19.25 WIB.
[8] Arifin.2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hal. 162-165

Tidak ada komentar:

Posting Komentar