LAPORAN
OBSERVASI TAFSIR TARBAWI
PERBANDINGAN
METODE FORMAL DENGAN NON-FORMAL
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mandiri Mata Kuliah Tafsir Tarbawi
Dosen
Pengampu : H. Agung M.Ag
Disusun Oleh : Jaenudin
(1608101027)
Jurusan/Kelas/Semester
: PAI/A/III
2017
Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Syekhnurjati Cirebon
Jl.Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon
KATA
PENGANTAR
Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT,
shalawat dan salam mudah-mudahan
senantiasa terlimpah curahkan pada panutan kita Rasulullah Muhammad SAW,
keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Alhamdulillah dengan rahmat Allah SWT, tugas mata kuliah “Tafsir Tarbawi” yang berkaitan dengan metode pendidikan Islam, lebih tepatnya
membandingkan metode atau cara pengajaran di sekolah formal dengan sekolah
non-formal sudah selesai
Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata
sempurna, masih banyak
kekurangan. Penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi
kesempurnaan tugas kami. Atas segala
kekurangannya kami ucapkan mohon maaf dan semoga kita mendapatkan rahmat dan
ampunan-Nya. Aamiin
Cirebon, 9
Januari 2018
Penyusun
Daftar Isi
KATA PENGANTAR................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................. 3
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................... 4
1.
Latar Belakang ................................................................... 4
2.
Rumusan Masalah............................................................... 4
3.
Tujuan.................................................................................. 4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Profil
Pondok Pesantren Al-Abshori Kuningan........................ 5
2. Metode
Dalam Pendidikan Formal................................... ....... 8
3. Metode Dalam
Pendidkan Non-Formal.................................. 11
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan........................................................................ 14
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................. 15
DOKUMENTASI……...........................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pondok
pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan non-formal yang tersebar di
Indonesia. Di mana pondok pesantren lahir di tengah-tengah masyarakat. Setiap
pondok pesantren memiliki ciri khas yang berbeda-beda tergantung dari bagaimana
pemimpinanya dan metode apa saja yang diterapkan dalam pembelajarannya. Nama
pondok yang kelompok kami observasi yaitu Pondok Pesantren Al-Abshori di Desa
Lengkong, Kecamatan Kuningan, Kabupaten Kuningan.
Dalam dunia
pendidikan,entah itu pendidikan formal ataupun non-formal kita mengenal adanya
metode pembelajaran. Setiap metode pembelajaran
yang digunakan harus berhubungan dengan tujuan belajar yang ingin
dicapai. Tujuan untuk mendidik peserta didik agar mampu memecahkan berbagai
macam problrmatika dalam belajar menggunakan metode yang sesuai dan pas. Untuk
mendukung keberhasilan pendidik dalam proses belajar mengajar, pendidik
seharusnya mengerti akan fungsi dan tujuan, langkah-langkah pelaksanaan metode
pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. Ada berbagai macam
metode pembelajaran, dan penulis akan menjelaskan berbagai metode tersebut.
2.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimanakah profil pondok pesantren Al-Abshori?
2.
Apakah yang di maksud dengan metode pembelajaran?
3.
Apa sajakah metode yang digunakan dalam pendidikan formal?
4.
3.
Tujuan
1.
Untuk memperoleh data profil pondok pesantren
Al-Abshori.
2.
Untuk mengetahui maksud dari metode pembelajaran.
3.
Untuk Mengetahui apa saja metode yang digunakan dalam pendidikan formal.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Profil Pondok Al-Abshori Kuningan
Pondok pesantrean Al- Abshori didirikan sekitar januari 1947 oleh bapak kiyai KH.
Abdurrohman (Alm) di Desa Karangtawang
Kec./kab. Kuningan Provinsi Jawa Barat 455333. Pondok
Pesantren Al-Abshori di bawah naungan Yayasan Pendidikan
Islam Karangtawang (YASPIKA). Pondok pesantrennya merupakan Pondok Pesantren
Salafiyah.
a.)
Visi,
Misi dan Tujuan
Visi
: Terwujudnya
generasi Muslim yang cerdas, terampil, berdaya saing dan berakhlak mulia.
Misi
: Menyelenggarakan
pendidkan yang berkualitas unggulan berazaskan Al Qur’an dan As Sunnah,
bermanhaj Salafus Shalih dengan upaya menata Ruhaniyah Imaniyah.
Tujuan :
1. Membina
santri/siswa dengan tuntutan aqidah sunah waljamaah dengan kajian kitab kuning.
2. Membantu
pemerintah dalam rangka menciptakan manusia Indonesia yang berkualitas sebagai
Sumber Daya Manusia (SDM) yang diperlukan dalam upaya mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya.
b.) Data Diri dan
Pengalaman Guru Pengajar
Data diri pengajar :
Nama : KH. Miftah Ar Rosyid
Tempat, tanggal lahir : 24 Oktober 1973
Alamat : Dusun Pasawahan Desa
Karangtawang Kec. Kuningan
Kab. Kuningan Jawa Barat
Pendidik : 1. SD Garut
2. Mondok di Bogor
3. Mondok di pondok pesantren Raudhlatut Thalibin Lengkong
Pengalaman Mengajar : Mengajar di pesantre dari tahun 1997
Nama : H. Titi Latifah
Tempat, tanggal lahir : 27 Februari 1974
Alamat : Dusun Pasawahan Desa
Karangtawang Kec. Kuningan
Kab. Kuningan Jawa Barat
Pendidikan : 1. SD Karangtawang
2. MTs Yaspika Karangtawang
3. Mondok di Pesantren Purwasari Kec. Garawangi
4. Mondok di Tasik
Pengalaman Mengajar : Mengajar di
pondok pesantren dari tahun 1995.
Bidang-bidang
1.
Pendidikan dan pengajaran :
1) KH. M. Amiludin
2) KH. Miftah Ar
Rosyid
2.
Sarana Prasarana :
1) Drs. H. Djejen Zaenuddin
2) Nana Nasyiruddin, S. Pd. I
3.
Keamanan dan kesehatan : 1) H. Uud Mas’udin, S. Ag
2) Dra. Hj. Aah Marfu’ah
4.
Logistik : 1) Hj. Siti Barkah, S. Pd. I
2) Idah Sa’adiyah Rahman
5.
Humas : 1) Drs. H. Mauluddin anwar
2) Ika Riska Setiawati
c.) Out
Put
Diharapkan santi/siswa yang lullus dari pondok
pesantren Al Abshori ini memiliki kecakapan :
1.
Memiliki hafalan Al Qur’an minimal Juz ‘Ama
2.
Memiliki hafalan Hadits minimal haditsAl-Arba’ain
An-Nawawi
3.
Memiliki hafalan ilmu Alat seperti Nadzom Al Jurumiyah,
Al ‘imrithi, Alfiyah Ibnu Malik dan sebagainya.
4.
Memiliki keterampilan sebagai dasar pokok agar mampu
hidup mandiri di masyarakat.
5.
Mampu berbicara dan menghafal kitab kuning serta
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
d.)
Sarana dan Prasarana
Jenis Sarana dan Prasarana
|
||||
No
|
Jenis Sarana
|
Keadaan
|
||
1
|
Luas Gedung
|
Luas tanah 524 m2
|
||
Luas Bangunan 324 m3
|
||||
2
|
Tempat penyelenggaraan kegiatan
|
Aula / Madrasah / Masjid
|
||
3
|
Status Bangunan / Gedung Lembaga
|
Milik Pondok Pesantren
|
||
4
|
Sarana Belajar
|
Ruang belajar
|
4
|
Unit
|
Meja & Kursi
|
40
|
Set
|
||
Papan Tulis
|
6
|
unit
|
||
Lemari / rak buku
|
3
|
Unit
|
||
Mesin tik
|
2
|
unit
|
||
Komputer
|
1
|
Unit
|
||
Printer
|
1
|
unit
|
||
Bahan ajar
|
35
|
Judul
|
||
Bahan bacaaan
|
45
|
judul
|
||
Listrik
|
1200
|
3 kwh
|
||
5
|
Sarana olahraga dan kesenian
|
Meja tenis
|
1
|
Unit
|
Bola sepak
|
4
|
buah
|
||
Kaos team
|
1
|
Set
|
||
Bola volly
|
2
|
buah
|
||
Raket bulu tangkis
|
-
|
Buah
|
||
Alat marawis
|
1
|
set
|
||
Alat rebana
|
1
|
Set
|
||
Rolling
|
1
|
set
|
||
Keyboard
|
1
|
set
|
||
6
|
Sarana kopersi santri
|
Kantin
|
1
|
Lokasi
|
7
|
Sarana ibadah
|
Mushola
|
1
|
lokasi
|
8
|
Sarana konsumsi
|
Dapur umum
|
2
|
Lokasi
|
9
|
Sarana air bersih
|
Sumur dan mata air
|
2
|
-
|
Bak mandi / WC
|
8
|
Lokasi
|
||
10
|
Kamar tidur
|
16
|
Lokasi
|
e.)
Keadaan Santri dan Tenaga Pengajar
1. Keadaan Santri
a. Santri yang mondok / mukim
Jumlah santri yang mondok / mukim 46
orang
b. Santri yang tidak mondok/ tidak mukim
Jumlah santri yang tidak mondok / tidak mukim 51 orang
Jumlah
santri 97 orang
2. Keadaan Kyai/Nyai dan Ustadz/Ustadzah Pondok Pesantren Al Abshori
Keadaan Kyai/Nyai dan Ustadz/Ustadzah Pondok
Pesantrean Al Abshari Desa Karangtawang kec./kab. Kuningan adalah sebagai
berikut :
No.
|
Nama
|
Status
|
Pendidikan
|
1
|
K.H. M. Amiludin
|
Kyai
|
Pesantren
|
2
|
K.H. Miftah Ar Rosyid
|
Kyai
|
Pesantren
|
3
|
Iyan Anwar Fauzi AR
|
Ustadz
|
MAN & Pesantren
|
4
|
M. Labieb Fahmi
|
Ustadz
|
Pesantren
|
5
|
Nyai HJ.ST. Barkah, S.Pd.I
|
Ustadzah
|
S1
|
6
|
Nyai Sa’diyah Rahmani
|
Ustadzah
|
MAN & Pesantren
|
7
|
Nyai HJ. Titi Latifah AR
|
Ustadzah
|
Pesantren
|
8
|
Nyai Eli Fahmi
|
Ustadzah
|
Pesantren
|
f.)
Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan
pembelajaran di Pondok Pesntren Al Abshori Desa Karangtawang kec./kab. Kuningan
sebagai berikut :
a. Jadwa
kegiatan
Kegiatan
pembelajaran di laksanakan 4 (empat) kali dalam sehari semalam:
Pagi :Pukul 05.00 s/d 08.00 WIB = 3 jam
Siang :Pukul 13.00 s/d 15.00 WIB = 2 jam
Sore :Pukul 16.00 s/d 17.00 WIB = 1 jam
Malam :Pukul 20.00 s/d 22.00 WIB = 2 jam
b. Mata
pelajaran dan kitab yang digunakan
1) Aqidah
/ ilmu Tauhid
Kitab
yang digunakan adalah Tijan Darori, Fathul Majid, Aqidah Al diniyyah, Matan Al
Bajuri, Kifayatul Awam, Al Jawahirul Kalamiyah.
2) Ilmu
Fiqh
Kitab
yang dipelajari diantaranya Sulamul Munajat, Safinatun Najat, Sulam Taofiq,
I’anatut Al Tholibin, Kifayatul Akhyar, Taqrib, Riyadhul Badi’ah, Fathul Mui’in
3) Ilmu
Tajwid (Makhroj Al Qur’an)
Kitab
yang digunakan adalah Sifa Al Jinan, Juz A’ma dan Al Qur’an.
4) Akhlak/Tasawuf
Kitab
yang digunakan adalah Akhlaq Linanin, Akhlak Liibanat, Taysir Al Khallaq,
Ta’lim Al Muta’allim, Bidayat Al Hidayah
5) Bahasa
Arab / Nahwu Sharaf
Kitab
yang digunakan adalah Awamil, Al Jurumiyyah, Kayini Nadzam Maqsud, Imriti, Al
Fiyah.
6) Tafsir
Kitab
yang digunakan adalah Tafsir Yaasin, Tafsir Jalalain, Tafsir Al Maroghi.
7) Hadits
Kitab
yang digunakan adalah Hadits Arba’in Al Nawawi, Bulughul Mahrom, Tsalats Al
asa’il, Shahih Al Bukhari, Shahih Muslim, Riyadus Shalihin.
8) Tarikh/Sejarah
Islam
Kitab
yang digunakan adalah kitab Khulasoh Nurul Yaqin, Qishatul Mi’raj, tarikh Al
Islam, Nurul Yaqin dan Suroh Nahawiyah.
9) Ushul
Fiqh
Kitab
yang digunakan adalah Waraqatul Dhiniyah A’la Syaih Al Waraqat, Farabi Al
Bahiyyah, Bidayatul Mujtahid
10)
Khot
Al-Qur’an/Kaligrafi Al-Qur’an
Buku
yang diajarkan salah satunya adalah buku serial Bina Kreativitas Anak dan Mitra
Muda “Belajar Kaligrafi” karangan kaligrafer Indonesia Drs. H. D. Sirojuddin AR
mulai jilid 1 (satu) sampai dengan jilid 7 (tujuh).
11)
Praktek Ibadah
Dalam
rangka pemantapan kegiatan ibadah para santri disamping teori juga dilaksanakan
praktek kegiatan ibadah baik yang berhubungan dengan kegiatan ibadah Mahdhoh
dan Ghoir Mahdhoh.
g.)
Kegiatan-kegiatan
Pondok Pesantren
Kegiatan
di Pondok Pesantren Al Abshori adalah :
1. Pendidikan
Dakwah
2. Pondok
Pesantren Salafiyah
3. Majlis
Taklim
4. Kursus
Kaligrafi Al Qur’an
5. Kursus
Kesenian Marawis dan Gambus
6. Olah
raga
B.
Pengertian Metode Pembelajaran
a.
Secara
Etimologi
Metode dalam bahasa Arab dikenal
dengan istilah thariqah yang berarti langkah langkah strategis
yang dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan dengan
pendidikan, maka metode itu harus diwujudkan dalam proses pendidikan, dala
rangka mengembangkan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik menerima
pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna dengan baik.
Metode mengajar dapat diartikan
sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam membelajarkan peserta didik saat
berlangsungnya proses pendidikan.
b.
Secara
terminologis
Para ahli mendefinisikan metode sebagai
berikut:
1)
Hasan
Langgulung mendefinisikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus
dilalui untuk mencapai tujuan pendidkan.
2)
Abd. al-Rahman
Ghunaimah mendefinisikan bahwa metode adalah cara-cara yang praktis dalam
mencapai tujuan pengajaran.
3)
Ahmad Tafsir,
mendefinisikan bahwa metode mengajar adalah cara yang paling tepat dan cepat
dalam mengajarkan mata pelajaran.[1]
Berdasarkan
beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah seperangkat
cara dan jalan yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran agar
peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran atau menguasai kompetensi
tertentu yang dirumuskan dalam silabus mata pelajaran.
Dalam
pandangan filosofis pendidikan, metode merupakan alat yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan pendidikan. Alat itu mempunyai fungsi ganda, yaitu bersifat
polipragatis dan monopragmatis.
Polipragmatis
bilamana metode mengandung kegunaan yang serba guna (multipropose),misalnya
suatu metode tertentu pada situasi kondisi tertentu dapat digunakan untuk
membangun atau memperbaiki sesuatu. Kegunaannya dapat tergantung pada si
pemakai atau pada corak, bentuk, dan kemampuan menggunakan metode sebagai alat,
sebaiknya, monopragmatis bilamana metode mengandung satu macam kegunaan untuk
satu macam tujuan.
Menurut
M. Arifin penggunaan metode bersifat konsisten, sistematis dan kebermaknaan
menurut kondisi sasarannya. Mengingat sasaran metode adalah manusia, sehingga
pendidikan dituntut untuk berhati-hati dalam penerapannya.
C.
Metode Dalam Pendidikan Formal[2]
Umat Islam sebagai umat yang
dianugerahkan Tuhan suatu kitab suci al-Quran, yang lengkap dengan
petujuk yang meliputi seluruh aspek kehidupan dan bersifat universal, sudah
barang tentu dasar pendidikan mereka adalah bersumber kepada filsafat hidup
yang bersumber dari al-Quran.
Nabi Muhammad SAW sebagai pendidik
pertama, pada masa awal pertumbuhan Islam telah menjadikan al-Quran sebagai
dasar pendidikan Islam di samping sunnah beliau sendiri.
Kedudukan al-Quran sebagai
sumber pokok pendidikan Islam dapat dipahami dari ayat al-Quran itu
dendiri.
Firman Allah SWT dalam Surah An-Nahl
ayat 64 :
وَمَآ أَنزَلۡنَا عَلَيۡكَ
ٱلۡكِتَٰبَ إِلَّا لِتُبَيِّنَ لَهُمُ ٱلَّذِي ٱخۡتَلَفُواْ فِيهِ وَهُدٗى
وَرَحۡمَةٗ لِّقَوۡمٖ يُؤۡمِنُونَ ٦٤
“Dan Kami tidak menurunkan kepadamu
Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka
apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum
yang beriman”.
Selanjutnya Firman Allah dalam Surah Shad ayat
29 :
أَمۡ نَجۡعَلُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ
وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ كَٱلۡمُفۡسِدِينَ فِي ٱلۡأَرۡضِ أَمۡ نَجۡعَلُ
ٱلۡمُتَّقِينَ كَٱلۡفُجَّارِ ٢٨
“Patutkah Kami menganggap orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat
kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang-orang yang
bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat”.
Sehubungan
dengan masalah ini, Muhammad Fadhil Al-Jamali menyatakan sebagai berikut :
“Pada hakikatnya Al-Quran itu merupakan
perbendaharaan yang besar untuk kebudayaan manusia, terutama bidang kerohnian.
Ia pada umumnya merupakan kitab pendidikan kemasyarakatan, moril (akhlak) dan
spiritual (krohanian).”
Begitu pula An-Nadwi mempertegas dengan
menyatakan bahwa pendidikan dan pengajaran umat Islam itu haruslah bersumberkan
kepada aqidah Islamiyah. Menurut beliau lagi, sekiranya pendidikan umat Islam
itu tidak didasarkan pada aqidah yang bersumberkan kepada al-Quran dan al-Hadits,
maka pendidikan itu bukanlah pendidikan Islam, tetapi pendidikan asing.
Di bawah ini dikemukakan metode
mengajar dalam pendidikan Islam yang prisip dasarnya dari al-Quran dan Hadits.
a.
Metode Ceramah
Metode ceramah adalah suatu cara
pengajian atau penyampaian informasi melalui penuturan secara lisan oleh pendidik
kepada peserta didik. Prinsip dasar metode ini terdapat di dalam Al-Quran.
Firman Allah SWT dalam Surah Yunus ayat 23 :
فَلَمَّآ أَنجَىٰهُمۡ إِذَا هُمۡ
يَبۡغُونَ فِي ٱلۡأَرۡضِ بِغَيۡرِ ٱلۡحَقِّۗ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّمَا
بَغۡيُكُمۡ عَلَىٰٓ أَنفُسِكُمۖ مَّتَٰعَ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۖ ثُمَّ إِلَيۡنَا
مَرۡجِعُكُمۡ فَنُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ ٢٣
“Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka,
tiba-tiba mereka membuat kezaliman di muka bumi tanpa (alasan) yang benar. Hai
manusia, sesungguhnya (bencana) kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri; (hasil
kezalimanmu) itu hanyalah kenikmatan hidup duniawi, kemudian kepada Kami-lah
kembalimu, lalu Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
b.
Metode Tanya
Jawab
Metode
tanya jawab ialah suatu cara mengajar dimana seorang guru mengajukan beberapa
pertanyaan kepada murid tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan atau
bacaan yang telah mereka baca. Sedangkan murid memberikan jawaban berdasarkan
fakta.
Prinsip
dasar metode ini terdapat di dalam hadits.
“Pada suatu hari datanglah seorang
laki-laki dari dusun, lalu ia bertanya: Ya, Muhammad, telah datang kepada kami
utusan engkau, ia mengatakan bahwa Allah mengutus engkau menjadi Rasul.”
Nabi : “Benar demikian”.
Laki-laki : “Siapa yang menjadikan langit?”
Nabi : “Allah”
Laki-laki : “Siapakah yang menjadikan bumi?,
Nabi : “Allah”
Laki-laki : “Siapa yang menjadikan gunung dengan
segala isinya?”. Demi yang menjadikan langit dan bumi menegakkan gunung-gunung
adalah Allah mengutusengkau menjadi Rasul.
Nabi : “Ya”
Laki-laki : “Utusan engkau mengatakan bahwa kewajiban
kami mengerjakan sembahyang lima waktu sehari semalam.”
Nabi : “Benar demikian”
Laki-laki : “Demi yang mengutus engkau adalah Allah
menyuruh engkau mengerjakan sembahyang itu”
Nabi : “Ya”
Laki-laki : “Utusan engkau mengatakan bahwa kewajiban
kami membayar zakat”.
Nabi : “Benar demikian”
Laki-laki : “Demi yang mengutus engkau adalah Allah
yang menyuruh memberikan zakat itu”.
Nabi : “Ya”. Dan seterusya ...(H.R.
Muslim)
Kemudian
laki-laki itu pergi seraya berkata: “Demi yang mengutus engkau akan kukerjakan
yang demikin itu, tidak kutambah dan tidak pula kukurangi”. Berkata Nabi SAW :
“kalau benar laki-lakiitu niscaya ia akan masuk surga”.
c.
Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara
penyajian/penyampaian bahan pembelajaran dimana pendidik memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk membicarakan dan menganalisis secara ilmiah guna
mengumpulkan pendapat, membuat keimpulan atau menyusun berbagai lternative
pemecahan atas suatu masalah.
Abd. al-Rahman al-Nahlawi menyebut
dengan metode ini terdapat dalam al-Quran.
Firman Allah SWT dalam Surah As-Shura ayat 38 :
وَٱلَّذِينَ ٱسۡتَجَابُواْ
لِرَبِّهِمۡ وَأَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَمۡرُهُمۡ شُورَىٰ بَيۡنَهُمۡ وَمِمَّا
رَزَقۡنَٰهُمۡ يُنفِقُونَ ٣٨
“Dan (bagi) orang-orang yang menerima
(mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka
(diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian
dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka”.
d.
Metode
Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas adalah suatu
cara mengajar dimana seorang guru memberikan tugas-tugas tertentu kepada
murid-murid, sedangkan hasil tersebut diperiksa oleh guru dan murid
mempertanggungjawabkannya.
Prinsip
dasar metode ini terdapat di dalam Al-Quran.
Firman Allah SWT dalam Surah Al-Mudatsir ayat
1-7 :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡمُدَّثِّرُ ١ قُمۡ فَأَنذِرۡ ٢ وَرَبَّكَ فَكَبِّرۡ ٣ وَثِيَابَكَ فَطَهِّرۡ ٤ وَٱلرُّجۡزَ فَٱهۡجُرۡ ٥ وَلَا تَمۡنُن تَسۡتَكۡثِرُ ٦ وَلِرَبِّكَ فَٱصۡبِرۡ ٧
“Hai orang yang berkemul
(berselimut),bangunlah lalu berilah peringatan
dan Tuhanmu agungkanla. Dan
pakaianmu bersihkanlah. Dan perbuatan dosa tinggalkanlah. Dan janganlah kamu
memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk
(memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.”
e.
Metode
Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu cara
mengajar dimana guru mempertanggungjawabkan tentang proses sesuatu, atau
pelaksanaan sesuatu sedangkan muridmemperhatikannya.
Prinsip dasar metode ini terdapat dalam Hadits
sabda Rasulullah SAW. sabda Rasulullah SAW.
Artinya :
Dan
Jabir, berkata: “saya melihat Nabi besar Muhammad SAW melontar jumroh di atas
kendaraan beliau pada hari raya Haji, lalu beliau berkata: Hendaklah kamu turut
cara-cara ibadat sebagaimana yang aku kerjakan ini, karena sesungguhnya aku
tidak mengetahui apakah aku akan dapat mengerjakan Haji lagi seudah ini.
f.
Metode
Eksperimen
Yang di maksud dengan eksperimen
adalah suatu cara mengajar dengan menyuruh murid melakukan suatu percobaan, dan
setiap proses dari hasil percobaan itu diamati oleh setiap murid sedangkan
sedangkan guru memperhatikan yang dilakukan oleh murid sambil memberikan
arahan.
Prinsip dasar metode ini terdapat dalam Hadits
Dalam suatu hadits dijelaskan : “Pada
suatu hari Nabi sedang berada dalam masjid,tiba-tiba masuklah seorang laki-laki
untuk menunaikan sholat. Kemudiania menghadap Nbi seraya memberi salam. Setelah
Nabi menjawab salmnya lalu ia berkata : Kembalilah dan sholatlah sekali lagi,
karena engkau belum sholat. Kemudian laki-laki itu sholat sekali lagi, setelah
selesai. Nabi bersabda; kembalilah dan sholatlah sekali lagi, karena engkau
belum sholat. (hal itu sampai tiga kali)
Kemudianlaki-laki
itu berkata: “Demi Allah, saya tidak pandai mengerjakan sholat selain dari pada
itu, sebab itu ajarkanlah aku”.Berkata Nabi SAW. “Apabila engkau berdiri hendak
mengerjakan sholat, hendaklah takbir, kemudian bacalah apa yang mudah bagi
engkau diantara al-Quran, sudah itu ruku’lah hingga tenang dalam ruku’ itu,
kemudian bangkitlah hingga tegak lurus kembali kemudian sujudlah hingga tenang
dalam sujud itu, kemudian bangkitlah sehingga tenang dalam duduk, kemudian
sujudlah kembali ...” (H.R. Bukhari)
g.
Metode Kerja
Kelompok
Metode kerja kelompok adalah suatu cara
mengajar dimana guru membagi murid-muridnya ke dalam kelompok belajar tertentu
dan setiap kelompok diberi tugas-tugas tertentu dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran. Sebagai prinsip dasar metode ini terdapat dalam al-Quran.
Firman Allah SWT dalam Surah At-Taubah ayat 122:
۞وَمَا كَانَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لِيَنفِرُواْ
كَآفَّةٗۚ فَلَوۡلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرۡقَةٖ مِّنۡهُمۡ طَآئِفَةٞ
لِّيَتَفَقَّهُواْ فِي ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُواْ قَوۡمَهُمۡ إِذَا رَجَعُوٓاْ
إِلَيۡهِمۡ لَعَلَّهُمۡ يَحۡذَرُونَ ١٢٢
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi
semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di
antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama
dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali
kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.”
h.
Metode Kisah
Metode kisah adalah suatu cara
mengajar dimana guru memberikan materi pembelajaran melalui kisah atau cerita.
Prinsip dasar metode ini diambilkan
dalam al-Quran.
Firman Allah SWT dalam Surah Yusuf
ayat 3:
نَحۡنُ نَقُصُّ عَلَيۡكَ أَحۡسَنَ
ٱلۡقَصَصِ بِمَآ أَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡكَ هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانَ وَإِن كُنتَ مِن
قَبۡلِهِۦ لَمِنَ ٱلۡغَٰفِلِينَ ٣
“Kami menceritakan kepadamu kisah yang
paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum
(Kami mewahyukan)nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui”
i.
Metode Amsal
Metode amsal yaitu suatu cara
mengajar dimana guru menyampaikan materi pembelajaran dengan membuat/melalui
contoh atau perumpamaan.
Prinsip dasar metode ini dalam al-Quran.
Firman Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah ayat
17:
مَثَلُهُمۡ كَمَثَلِ ٱلَّذِي
ٱسۡتَوۡقَدَ نَارٗا فَلَمَّآ أَضَآءَتۡ مَا حَوۡلَهُۥ ذَهَبَ ٱللَّهُ
بِنُورِهِمۡ وَتَرَكَهُمۡ فِي ظُلُمَٰتٖ لَّا يُبۡصِرُونَ
١٧
“Perumpamaan mereka adalah seperti orang
yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah
hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam
kegelapan, tidak dapat melihat”
j.
Metode Targhib
dan Tarhib
Metode targhib dan tarhib adalah
cara mengajar dimana guru meberikan materi pelajaran dengan menggunakan
ganjaran terhadap kebaikan dan hukuman terhadap keburukan agar peserta didik
melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan.
Prinsip metode ini dalam al-Quran.
Firman Allah SWT dalam Surah Al-Bayinah ayat
7-8:
إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ
وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أُوْلَٰٓئِكَ هُمۡ خَيۡرُ ٱلۡبَرِيَّةِ ٧ جَزَآؤُهُمۡ
عِندَ رَبِّهِمۡ جَنَّٰتُ عَدۡنٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ
فِيهَآ أَبَدٗاۖ رَّضِيَ ٱللَّهُ عَنۡهُمۡ وَرَضُواْ عَنۡهُۚ ذَٰلِكَ لِمَنۡ
خَشِيَ رَبَّهُۥ ٨
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk”
“Balasan mereka di sisi Tuhan mereka
ialah surga ´And yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di
dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha
kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada
Tuhannya”.
Selain
itu pendidik harus pula memperhatikan tahap-tahapan penggunaan metode sesuai
dengan turunnya ayat-ayat al-Quran secar bertahap yang menjawab
masalah-masalah yang timbul saat itu.
D.
Metode Dalam Pendidikan Non-Formal
1.
Paham setelah hafal ( (الفحم بعد الحفظ
v
Kitab Kuning
2. Hafal setelah paham ( (الحفظ بعد الفحم
v
Tikrar
Tikrar merupakan metode menghafal dengan mengandalkan
ketelatenan atau ketekunan dalam membaca yang dilakukan secara continue atau
istiqomah yang Insya Allah akan hafal dengan sendirinya.
v
Bandungan
Metode bandungan merupakan metode yang digunakan dalam
proses pembelajaran di pondok pesantren, khususnya pada kitab kuning. Kiyai
membacakan, menerjemahkan, dan menerangkannya. Sedangkan, santri atau murid
mendengarkan, menyimak, dan mencatat apa yang disampaikan oleh kiyai yang
memberi pengajian tersebut.
v
Sorogan
Secara bahasa, sorogan berasal dari bahasa sorog, yang
artinya menyodorkan materi yang ingin dipelajarinya sehingga mendapatkan
bimbingan secara individual atau secara khusus.
v
Syairan
Metode syairan merukan metode yang digunakan dalam
pembacaan kitab kuning atau nadzom. Membacanya dengan dilagukan atau disyairkan
bersama-sama semua santri.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pondok pesantren Al-Abshori
merupakan salah satu pondok pesantren yang bertempat di Jl. Eyang Hasan Maolani RT. 07 RW.01 Dusun Pesawahan Desa
Karangtawang Kec./kab. Kuningan Provinsi Jawa Barat 455333. Bapak
KH. Miftah Ar Rosyid dan Ibu H. Titi Latifah adalah pengasuhnya. Pondok pesantren tersebut didirikan sekitar tahun 1947
dengan jumlah santri menetap sekitar 46 orang.
Tujuan awal beliau membangun pondok pesantren ini adalah untuk kemaslahatan
ummat dan kepentingan ummat serta pada akhirnya menjadi milik ummat. Mengenai
perbandingan antara metode yang ada di sekolah formal dengan metode yang ada di
pondok (pendidikan non-formal) sepertinya sudah bisa disimpulka sendiri oleh para
pembaca, semua metode pembelajaran itu baik, perbedaan antara metode formal
dengan non-formal yaitu terletak pada penempatannya saja tapi ada metode yang
bisa digunakan pada lembaga pendidikan baik formal maupun non-formal misalnya
metode ceramah. Tujuannya pun sama agar mempermudah pendidik untuk menyalurkan
atau menyampaikan pada peserta didiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Tafsir,1996, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, cet. 3).
Ramayulis,2002,
Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia).
DOKUMENTASI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar