Jumat, 26 April 2019

Perbandingan Metode


LAPORAN OBSERVASI TAFSIR TARBAWI
PERBANDINGAN METODE FORMAL DENGAN NON-FORMAL
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mandiri Mata Kuliah Tafsir Tarbawi
Dosen Pengampu : H. Agung M.Ag





Disusun Oleh  : Jaenudin (1608101027)

Jurusan/Kelas/Semester : PAI/A/III

2017
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekhnurjati Cirebon
Jl.Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon


KATA PENGANTAR
Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT, shalawat dan salam mudah-mudahan senantiasa terlimpah curahkan pada panutan kita Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
        Alhamdulillah dengan rahmat Allah SWT, tugas mata kuliah “Tafsir Tarbawi” yang berkaitan dengan metode pendidikan Islam, lebih tepatnya membandingkan metode atau cara pengajaran di sekolah formal dengan sekolah non-formal sudah selesai
            Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna, masih banyak kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan tugas kami. Atas segala kekurangannya kami ucapkan mohon maaf dan semoga kita mendapatkan rahmat dan ampunan-Nya. Aamiin




                                      Cirebon, 9 Januari 2018
                                   


Penyusun





Daftar Isi

KATA PENGANTAR................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................. 3
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................... 4
1.                  Latar Belakang ................................................................... 4
2.                  Rumusan Masalah............................................................... 4
3.                  Tujuan.................................................................................. 4
BAB II
PEMBAHASAN
1.      Profil Pondok Pesantren Al-Abshori Kuningan........................ 5
2.      Metode Dalam Pendidikan Formal................................... ....... 8
3.      Metode Dalam Pendidkan Non-Formal.................................. 11
BAB III
PENUTUP
1.                  Kesimpulan........................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................. 15
DOKUMENTASI……...........................................................








BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan non-formal yang tersebar di Indonesia. Di mana pondok pesantren lahir di tengah-tengah masyarakat. Setiap pondok pesantren memiliki ciri khas yang berbeda-beda tergantung dari bagaimana pemimpinanya dan metode apa saja yang diterapkan dalam pembelajarannya. Nama pondok yang kelompok kami observasi yaitu Pondok Pesantren Al-Abshori di Desa Lengkong, Kecamatan Kuningan, Kabupaten Kuningan.
Dalam dunia pendidikan,entah itu pendidikan formal ataupun non-formal kita mengenal adanya metode pembelajaran. Setiap metode pembelajaran  yang digunakan harus berhubungan dengan tujuan belajar yang ingin dicapai. Tujuan untuk mendidik peserta didik agar mampu memecahkan berbagai macam problrmatika dalam belajar menggunakan metode yang sesuai dan pas. Untuk mendukung keberhasilan pendidik dalam proses belajar mengajar, pendidik seharusnya mengerti akan fungsi dan tujuan, langkah-langkah pelaksanaan metode pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. Ada berbagai macam metode pembelajaran, dan penulis akan menjelaskan berbagai metode tersebut.

2.      Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah profil pondok pesantren Al-Abshori?
2.      Apakah yang di maksud dengan metode pembelajaran?
3.      Apa sajakah metode yang digunakan dalam pendidikan formal?
4.       
3.      Tujuan 
1.      Untuk memperoleh data profil pondok pesantren Al-Abshori.
2.      Untuk mengetahui maksud dari metode pembelajaran.
3.      Untuk Mengetahui apa saja metode yang digunakan dalam pendidikan formal.
4.       




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Profil Pondok Al-Abshori Kuningan
Pondok pesantrean Al- Abshori didirikan sekitar januari 1947 oleh bapak kiyai KH. Abdurrohman (Alm) di Desa Karangtawang Kec./kab. Kuningan Provinsi Jawa Barat 455333. Pondok Pesantren Al-Abshori di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam Karangtawang (YASPIKA). Pondok pesantrennya merupakan Pondok Pesantren Salafiyah.
a.)    Visi, Misi dan Tujuan
Visi : Terwujudnya generasi Muslim yang cerdas, terampil, berdaya saing dan berakhlak mulia.
Misi : Menyelenggarakan pendidkan yang berkualitas unggulan berazaskan Al Qur’an dan As Sunnah, bermanhaj Salafus Shalih dengan upaya menata Ruhaniyah Imaniyah.
Tujuan :
1.      Membina santri/siswa dengan tuntutan aqidah sunah waljamaah dengan kajian kitab kuning.
2.      Membantu pemerintah dalam rangka menciptakan manusia Indonesia yang berkualitas sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) yang diperlukan dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya.
b.)   Data Diri dan Pengalaman Guru Pengajar
Data diri pengajar :
Nama                           : KH. Miftah Ar Rosyid
Tempat, tanggal lahir  : 24 Oktober 1973
Alamat                                    : Dusun Pasawahan Desa Karangtawang Kec. Kuningan
                                      Kab. Kuningan Jawa Barat
Pendidik                      : 1. SD Garut
                                      2. Mondok di Bogor
                                      3. Mondok di pondok pesantren Raudhlatut Thalibin Lengkong
Pengalaman Mengajar : Mengajar di pesantre dari tahun 1997

Nama                           : H. Titi Latifah
Tempat, tanggal lahir  : 27 Februari 1974
Alamat                                    : Dusun Pasawahan Desa Karangtawang Kec. Kuningan
                                      Kab. Kuningan Jawa Barat
Pendidikan                  : 1. SD Karangtawang
                                      2. MTs Yaspika Karangtawang
                                      3. Mondok di Pesantren Purwasari Kec. Garawangi
                                      4. Mondok di Tasik
Pengalaman Mengajar : Mengajar di pondok pesantren dari tahun 1995.
Bidang-bidang
1.      Pendidikan dan pengajaran           : 1) KH. M. Amiludin
              2) KH. Miftah Ar Rosyid
2.      Sarana Prasarana                           : 1) Drs. H. Djejen Zaenuddin
  2) Nana Nasyiruddin, S. Pd. I
3.      Keamanan dan kesehatan             : 1) H. Uud Mas’udin, S. Ag
  2) Dra. Hj. Aah Marfu’ah
4.      Logistik                                         : 1) Hj. Siti Barkah, S. Pd. I
  2) Idah Sa’adiyah Rahman
5.      Humas                                           : 1) Drs. H. Mauluddin anwar
  2) Ika Riska Setiawati
c.)    Out Put
Diharapkan santi/siswa yang lullus dari pondok pesantren Al Abshori ini memiliki kecakapan :
1.      Memiliki hafalan Al Qur’an minimal Juz ‘Ama
2.      Memiliki hafalan Hadits minimal haditsAl-Arba’ain An-Nawawi
3.      Memiliki hafalan ilmu Alat seperti Nadzom Al Jurumiyah, Al ‘imrithi, Alfiyah Ibnu Malik dan sebagainya.
4.      Memiliki keterampilan sebagai dasar pokok agar mampu hidup mandiri di masyarakat.
5.      Mampu berbicara dan menghafal kitab kuning serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
d.)   Sarana dan Prasarana
Jenis Sarana dan Prasarana
No
Jenis Sarana
Keadaan
1
Luas Gedung

Luas tanah 524 m2
Luas Bangunan 324 m3
2
Tempat penyelenggaraan kegiatan
Aula / Madrasah / Masjid
3
Status Bangunan / Gedung Lembaga
Milik Pondok Pesantren
4
Sarana Belajar

Ruang belajar
4
Unit
Meja & Kursi
40
Set
Papan Tulis
6
unit
Lemari / rak buku
3
Unit
Mesin tik
2
unit
Komputer
1
Unit
Printer
1
unit
Bahan ajar
35
Judul
Bahan bacaaan
45
judul
Listrik
1200
3 kwh
5
Sarana olahraga dan kesenian
Meja tenis
1
Unit
Bola sepak
4
buah
Kaos team
1
Set
Bola volly
2
buah
Raket bulu tangkis
-
Buah
Alat marawis
1
set
Alat rebana
1
Set
Rolling
1
set
Keyboard
1
set
6
Sarana kopersi santri
Kantin
1
Lokasi
7
Sarana ibadah
Mushola
1
lokasi
8
Sarana konsumsi
Dapur umum
2
Lokasi
9
Sarana air bersih
Sumur dan mata air
2
-
Bak mandi / WC
8
Lokasi
10
Kamar tidur
16
Lokasi

e.)    Keadaan Santri dan Tenaga Pengajar
1.      Keadaan Santri
a.       Santri yang mondok / mukim
Jumlah santri yang mondok / mukim                         46 orang
b.      Santri yang tidak mondok/ tidak mukim
Jumlah santri yang tidak mondok / tidak mukim        51 orang
                                    Jumlah santri                                       97 orang
2.      Keadaan Kyai/Nyai dan Ustadz/Ustadzah Pondok Pesantren Al Abshori
Keadaan Kyai/Nyai dan Ustadz/Ustadzah Pondok Pesantrean Al Abshari Desa Karangtawang kec./kab. Kuningan adalah sebagai berikut :
No.
Nama
Status
Pendidikan
1
K.H. M. Amiludin
Kyai
Pesantren
2
K.H. Miftah Ar Rosyid
Kyai
Pesantren
3
Iyan Anwar Fauzi AR
Ustadz
MAN & Pesantren
4
M. Labieb Fahmi
Ustadz
Pesantren
5
Nyai HJ.ST. Barkah, S.Pd.I
Ustadzah
S1
6
Nyai Sa’diyah Rahmani
Ustadzah
MAN & Pesantren
7
Nyai HJ. Titi Latifah AR
Ustadzah
Pesantren
8
Nyai Eli Fahmi
Ustadzah
Pesantren

f.)     Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran di Pondok Pesntren Al Abshori Desa Karangtawang kec./kab. Kuningan sebagai berikut :
a.       Jadwa kegiatan
Kegiatan pembelajaran di laksanakan 4 (empat) kali dalam sehari semalam:
Pagi           :Pukul 05.00 s/d 08.00 WIB   = 3 jam
Siang         :Pukul 13.00 s/d 15.00 WIB   = 2 jam
Sore           :Pukul 16.00 s/d 17.00 WIB   = 1 jam
Malam       :Pukul 20.00 s/d 22.00 WIB   = 2 jam
b.      Mata pelajaran dan kitab yang digunakan
1)   Aqidah / ilmu Tauhid
Kitab yang digunakan adalah Tijan Darori, Fathul Majid, Aqidah Al diniyyah, Matan Al Bajuri, Kifayatul Awam, Al Jawahirul Kalamiyah.
2)   Ilmu Fiqh
Kitab yang dipelajari diantaranya Sulamul Munajat, Safinatun Najat, Sulam Taofiq, I’anatut Al Tholibin, Kifayatul Akhyar, Taqrib, Riyadhul Badi’ah, Fathul Mui’in
3)   Ilmu Tajwid (Makhroj Al Qur’an)
Kitab yang digunakan adalah Sifa Al Jinan, Juz A’ma dan Al Qur’an.
4)   Akhlak/Tasawuf
Kitab yang digunakan adalah Akhlaq Linanin, Akhlak Liibanat, Taysir Al Khallaq, Ta’lim Al Muta’allim, Bidayat Al Hidayah
5)   Bahasa Arab / Nahwu Sharaf
Kitab yang digunakan adalah Awamil, Al Jurumiyyah, Kayini Nadzam Maqsud, Imriti, Al Fiyah.
6)   Tafsir
Kitab yang digunakan adalah Tafsir Yaasin, Tafsir Jalalain, Tafsir Al Maroghi.
7)   Hadits
Kitab yang digunakan adalah Hadits Arba’in Al Nawawi, Bulughul Mahrom, Tsalats Al asa’il, Shahih Al Bukhari, Shahih Muslim, Riyadus Shalihin.
8)   Tarikh/Sejarah Islam
Kitab yang digunakan adalah kitab Khulasoh Nurul Yaqin, Qishatul Mi’raj, tarikh Al Islam, Nurul Yaqin dan Suroh Nahawiyah.
9)   Ushul Fiqh
Kitab yang digunakan adalah Waraqatul Dhiniyah A’la Syaih Al Waraqat, Farabi Al Bahiyyah, Bidayatul Mujtahid
10)         Khot Al-Qur’an/Kaligrafi Al-Qur’an
Buku yang diajarkan salah satunya adalah buku serial Bina Kreativitas Anak dan Mitra Muda “Belajar Kaligrafi” karangan kaligrafer Indonesia Drs. H. D. Sirojuddin AR mulai jilid 1 (satu) sampai dengan jilid 7 (tujuh).
11)         Praktek Ibadah
Dalam rangka pemantapan kegiatan ibadah para santri disamping teori juga dilaksanakan praktek kegiatan ibadah baik yang berhubungan dengan kegiatan ibadah Mahdhoh dan Ghoir Mahdhoh.
g.)    Kegiatan-kegiatan Pondok Pesantren
Kegiatan di Pondok Pesantren Al Abshori adalah :
1.    Pendidikan Dakwah
2.    Pondok Pesantren Salafiyah
3.    Majlis Taklim
4.    Kursus Kaligrafi Al Qur’an
5.    Kursus Kesenian Marawis dan Gambus
6.    Olah raga


B.     Pengertian Metode Pembelajaran
a.       Secara Etimologi
Metode dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah thariqah yang berarti langkah langkah strategis yang dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan dengan pendidikan, maka metode itu harus diwujudkan dalam proses pendidikan, dala rangka mengembangkan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik menerima pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna dengan baik.
Metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam membelajarkan peserta didik saat berlangsungnya proses pendidikan.
b.      Secara terminologis
Para ahli mendefinisikan metode sebagai berikut:
1)      Hasan Langgulung mendefinisikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidkan.
2)      Abd. al-Rahman Ghunaimah mendefinisikan bahwa metode adalah cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan pengajaran.
3)      Ahmad Tafsir, mendefinisikan bahwa metode mengajar adalah cara yang paling tepat dan cepat dalam mengajarkan mata pelajaran.[1]
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah seperangkat cara dan jalan yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran atau menguasai kompetensi tertentu yang dirumuskan dalam silabus mata pelajaran.
Dalam pandangan filosofis pendidikan, metode merupakan alat yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat itu mempunyai fungsi ganda, yaitu bersifat polipragatis dan monopragmatis.
Polipragmatis bilamana metode mengandung kegunaan yang serba guna (multipropose),misalnya suatu metode tertentu pada situasi kondisi tertentu dapat digunakan untuk membangun atau memperbaiki sesuatu. Kegunaannya dapat tergantung pada si pemakai atau pada corak, bentuk, dan kemampuan menggunakan metode sebagai alat, sebaiknya, monopragmatis bilamana metode mengandung satu macam kegunaan untuk satu macam tujuan.
Menurut M. Arifin penggunaan metode bersifat konsisten, sistematis dan kebermaknaan menurut kondisi sasarannya. Mengingat sasaran metode adalah manusia, sehingga pendidikan dituntut untuk berhati-hati dalam penerapannya.

C.    Metode Dalam Pendidikan Formal[2]
Umat Islam sebagai umat yang dianugerahkan Tuhan suatu kitab suci al-Quran, yang lengkap dengan petujuk yang meliputi seluruh aspek kehidupan dan bersifat universal, sudah barang tentu dasar pendidikan mereka adalah bersumber kepada filsafat hidup yang bersumber dari al-Quran.
Nabi Muhammad SAW sebagai pendidik pertama, pada masa awal pertumbuhan Islam telah menjadikan al-Quran sebagai dasar pendidikan Islam di samping sunnah beliau sendiri.
Kedudukan al-Quran sebagai sumber pokok pendidikan Islam dapat dipahami dari ayat al-Quran itu dendiri.


Firman Allah SWT dalam Surah An-Nahl ayat 64 :

وَمَآ أَنزَلۡنَا عَلَيۡكَ ٱلۡكِتَٰبَ إِلَّا لِتُبَيِّنَ لَهُمُ ٱلَّذِي ٱخۡتَلَفُواْ فِيهِ وَهُدٗى وَرَحۡمَةٗ لِّقَوۡمٖ يُؤۡمِنُونَ ٦٤
“Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”.

Selanjutnya Firman Allah dalam Surah Shad ayat 29 :

أَمۡ نَجۡعَلُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ كَٱلۡمُفۡسِدِينَ فِي ٱلۡأَرۡضِ أَمۡ نَجۡعَلُ ٱلۡمُتَّقِينَ كَٱلۡفُجَّارِ ٢٨
“Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat”.
            Sehubungan dengan masalah ini, Muhammad Fadhil Al-Jamali menyatakan sebagai berikut :
“Pada hakikatnya Al-Quran itu merupakan perbendaharaan yang besar untuk kebudayaan manusia, terutama bidang kerohnian. Ia pada umumnya merupakan kitab pendidikan kemasyarakatan, moril (akhlak) dan spiritual (krohanian).”
Begitu pula An-Nadwi mempertegas dengan menyatakan bahwa pendidikan dan pengajaran umat Islam itu haruslah bersumberkan kepada aqidah Islamiyah. Menurut beliau lagi, sekiranya pendidikan umat Islam itu tidak didasarkan pada aqidah yang bersumberkan kepada al-Quran dan al-Hadits, maka pendidikan itu bukanlah pendidikan Islam, tetapi pendidikan asing.
Di bawah ini dikemukakan metode mengajar dalam pendidikan Islam yang prisip dasarnya dari al-Quran dan Hadits.

a.       Metode Ceramah
Metode ceramah adalah suatu cara pengajian atau penyampaian informasi melalui penuturan secara lisan oleh pendidik kepada peserta didik. Prinsip dasar metode ini terdapat di dalam Al-Quran.
Firman Allah SWT dalam Surah Yunus ayat 23 :
فَلَمَّآ أَنجَىٰهُمۡ إِذَا هُمۡ يَبۡغُونَ فِي ٱلۡأَرۡضِ بِغَيۡرِ ٱلۡحَقِّۗ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّمَا بَغۡيُكُمۡ عَلَىٰٓ أَنفُسِكُمۖ مَّتَٰعَ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۖ ثُمَّ إِلَيۡنَا مَرۡجِعُكُمۡ فَنُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ ٢٣
“Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezaliman di muka bumi tanpa (alasan) yang benar. Hai manusia, sesungguhnya (bencana) kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri; (hasil kezalimanmu) itu hanyalah kenikmatan hidup duniawi, kemudian kepada Kami-lah kembalimu, lalu Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”

b.      Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab ialah suatu cara mengajar dimana seorang guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada murid tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan atau bacaan yang telah mereka baca. Sedangkan murid memberikan jawaban berdasarkan fakta.
Prinsip dasar metode ini terdapat di dalam hadits.
      “Pada suatu hari datanglah seorang laki-laki dari dusun, lalu ia bertanya: Ya, Muhammad, telah datang kepada kami utusan engkau, ia mengatakan bahwa Allah mengutus engkau menjadi Rasul.”
Nabi          : “Benar demikian”.
Laki-laki    : “Siapa yang menjadikan langit?”
Nabi          : “Allah”
Laki-laki    : “Siapakah yang menjadikan bumi?,
Nabi          : “Allah”
Laki-laki    : “Siapa yang menjadikan gunung dengan segala isinya?”. Demi yang menjadikan langit dan bumi menegakkan gunung-gunung adalah Allah mengutusengkau menjadi Rasul.
Nabi          : “Ya”
Laki-laki    : “Utusan engkau mengatakan bahwa kewajiban kami mengerjakan sembahyang lima waktu sehari semalam.”
Nabi          : “Benar demikian”
Laki-laki    : “Demi yang mengutus engkau adalah Allah menyuruh engkau mengerjakan sembahyang itu”
Nabi          : “Ya”
Laki-laki    : “Utusan engkau mengatakan bahwa kewajiban kami membayar zakat”.
Nabi          : “Benar demikian”
Laki-laki    : “Demi yang mengutus engkau adalah Allah yang menyuruh memberikan zakat itu”.
Nabi          : “Ya”. Dan seterusya ...(H.R. Muslim)
Kemudian laki-laki itu pergi seraya berkata: “Demi yang mengutus engkau akan kukerjakan yang demikin itu, tidak kutambah dan tidak pula kukurangi”. Berkata Nabi SAW : “kalau benar laki-lakiitu niscaya ia akan masuk surga”.
c.       Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian/penyampaian bahan pembelajaran dimana pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membicarakan dan menganalisis secara ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat keimpulan atau menyusun berbagai lternative pemecahan atas suatu masalah.
Abd. al-Rahman al-Nahlawi menyebut dengan metode ini terdapat dalam al-Quran.
Firman Allah SWT dalam Surah As-Shura ayat 38 :

وَٱلَّذِينَ ٱسۡتَجَابُواْ لِرَبِّهِمۡ وَأَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَمۡرُهُمۡ شُورَىٰ بَيۡنَهُمۡ وَمِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ يُنفِقُونَ ٣٨
“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka”.
d.      Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas adalah suatu cara mengajar dimana seorang guru memberikan tugas-tugas tertentu kepada murid-murid, sedangkan hasil tersebut diperiksa oleh guru dan murid mempertanggungjawabkannya.
Prinsip dasar metode ini terdapat di dalam Al-Quran.
Firman Allah SWT dalam Surah Al-Mudatsir ayat 1-7 :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡمُدَّثِّرُ ١  قُمۡ فَأَنذِرۡ ٢  وَرَبَّكَ فَكَبِّرۡ ٣  وَثِيَابَكَ فَطَهِّرۡ ٤  وَٱلرُّجۡزَ فَٱهۡجُرۡ ٥  وَلَا تَمۡنُن تَسۡتَكۡثِرُ ٦  وَلِرَبِّكَ فَٱصۡبِرۡ ٧
“Hai orang yang berkemul (berselimut),bangunlah lalu berilah peringatan
dan Tuhanmu agungkanla. Dan pakaianmu bersihkanlah. Dan perbuatan dosa tinggalkanlah. Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.”
e.       Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu cara mengajar dimana guru mempertanggungjawabkan tentang proses sesuatu, atau pelaksanaan sesuatu sedangkan muridmemperhatikannya.
Prinsip dasar metode ini terdapat dalam Hadits sabda Rasulullah SAW. sabda Rasulullah SAW.
Artinya :
      Dan Jabir, berkata: “saya melihat Nabi besar Muhammad SAW melontar jumroh di atas kendaraan beliau pada hari raya Haji, lalu beliau berkata: Hendaklah kamu turut cara-cara ibadat sebagaimana yang aku kerjakan ini, karena sesungguhnya aku tidak mengetahui apakah aku akan dapat mengerjakan Haji lagi seudah ini.
f.       Metode Eksperimen
Yang di maksud dengan eksperimen adalah suatu cara mengajar dengan menyuruh murid melakukan suatu percobaan, dan setiap proses dari hasil percobaan itu diamati oleh setiap murid sedangkan sedangkan guru memperhatikan yang dilakukan oleh murid sambil memberikan arahan.
Prinsip dasar metode ini terdapat dalam Hadits
Dalam suatu hadits dijelaskan : “Pada suatu hari Nabi sedang berada dalam masjid,tiba-tiba masuklah seorang laki-laki untuk menunaikan sholat. Kemudiania menghadap Nbi seraya memberi salam. Setelah Nabi menjawab salmnya lalu ia berkata : Kembalilah dan sholatlah sekali lagi, karena engkau belum sholat. Kemudian laki-laki itu sholat sekali lagi, setelah selesai. Nabi bersabda; kembalilah dan sholatlah sekali lagi, karena engkau belum sholat. (hal itu sampai tiga kali)
Kemudianlaki-laki itu berkata: “Demi Allah, saya tidak pandai mengerjakan sholat selain dari pada itu, sebab itu ajarkanlah aku”.Berkata Nabi SAW. “Apabila engkau berdiri hendak mengerjakan sholat, hendaklah takbir, kemudian bacalah apa yang mudah bagi engkau diantara al-Quran, sudah itu ruku’lah hingga tenang dalam ruku’ itu, kemudian bangkitlah hingga tegak lurus kembali kemudian sujudlah hingga tenang dalam sujud itu, kemudian bangkitlah sehingga tenang dalam duduk, kemudian sujudlah kembali ...” (H.R. Bukhari)
g.      Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok adalah suatu cara mengajar dimana guru membagi murid-muridnya ke dalam kelompok belajar tertentu dan setiap kelompok diberi tugas-tugas tertentu dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai prinsip dasar metode ini terdapat dalam al-Quran.
Firman Allah SWT  dalam Surah At-Taubah ayat 122:

۞وَمَا كَانَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لِيَنفِرُواْ كَآفَّةٗۚ فَلَوۡلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرۡقَةٖ مِّنۡهُمۡ طَآئِفَةٞ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِي ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُواْ قَوۡمَهُمۡ إِذَا رَجَعُوٓاْ إِلَيۡهِمۡ لَعَلَّهُمۡ يَحۡذَرُونَ ١٢٢
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.”
h.      Metode Kisah
Metode kisah adalah suatu cara mengajar dimana guru memberikan materi pembelajaran melalui kisah atau cerita.
Prinsip dasar metode ini diambilkan dalam al-Quran.
Firman Allah SWT dalam Surah Yusuf ayat 3:

نَحۡنُ نَقُصُّ عَلَيۡكَ أَحۡسَنَ ٱلۡقَصَصِ بِمَآ أَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡكَ هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانَ وَإِن كُنتَ مِن قَبۡلِهِۦ لَمِنَ ٱلۡغَٰفِلِينَ ٣
“Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan)nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui”
i.        Metode Amsal
Metode amsal yaitu suatu cara mengajar dimana guru menyampaikan materi pembelajaran dengan membuat/melalui contoh atau perumpamaan.
Prinsip dasar metode ini dalam al-Quran.
Firman Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah ayat 17:

مَثَلُهُمۡ كَمَثَلِ ٱلَّذِي ٱسۡتَوۡقَدَ نَارٗا فَلَمَّآ أَضَآءَتۡ مَا حَوۡلَهُۥ ذَهَبَ ٱللَّهُ بِنُورِهِمۡ وَتَرَكَهُمۡ فِي ظُلُمَٰتٖ لَّا يُبۡصِرُونَ ١٧
“Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat”
j.        Metode Targhib dan Tarhib
Metode targhib dan tarhib adalah cara mengajar dimana guru meberikan materi pelajaran dengan menggunakan ganjaran terhadap kebaikan dan hukuman terhadap keburukan agar peserta didik melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan.
Prinsip metode ini dalam al-Quran.
Firman Allah SWT dalam Surah Al-Bayinah ayat 7-8:

إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أُوْلَٰٓئِكَ هُمۡ خَيۡرُ ٱلۡبَرِيَّةِ ٧ جَزَآؤُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ جَنَّٰتُ عَدۡنٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدٗاۖ رَّضِيَ ٱللَّهُ عَنۡهُمۡ وَرَضُواْ عَنۡهُۚ ذَٰلِكَ لِمَنۡ خَشِيَ رَبَّهُۥ ٨
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk”
“Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ´And yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya”.
      Selain itu pendidik harus pula memperhatikan tahap-tahapan penggunaan metode sesuai dengan turunnya ayat-ayat al-Quran secar bertahap yang menjawab masalah-masalah yang timbul saat itu.
     

D.    Metode Dalam Pendidikan Non-Formal
1.      Paham setelah hafal (  (الفحم بعد الحفظ
v  Kitab Kuning
2.      Hafal setelah paham (  (الحفظ بعد الفحم
v  Tikrar
Tikrar merupakan metode menghafal dengan mengandalkan ketelatenan atau ketekunan dalam membaca yang dilakukan secara continue atau istiqomah yang Insya Allah akan hafal dengan sendirinya.
v  Bandungan
Metode bandungan merupakan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran di pondok pesantren, khususnya pada kitab kuning. Kiyai membacakan, menerjemahkan, dan menerangkannya. Sedangkan, santri atau murid mendengarkan, menyimak, dan mencatat apa yang disampaikan oleh kiyai yang memberi pengajian tersebut.
v  Sorogan
Secara bahasa, sorogan berasal dari bahasa sorog, yang artinya menyodorkan materi yang ingin dipelajarinya sehingga mendapatkan bimbingan secara individual atau secara khusus.
v  Syairan
Metode syairan merukan metode yang digunakan dalam pembacaan kitab kuning atau nadzom. Membacanya dengan dilagukan atau disyairkan bersama-sama semua santri.














BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pondok pesantren Al-Abshori merupakan salah satu pondok pesantren yang bertempat di Jl. Eyang Hasan Maolani RT. 07 RW.01 Dusun Pesawahan Desa Karangtawang Kec./kab. Kuningan Provinsi Jawa Barat 455333. Bapak KH. Miftah Ar Rosyid dan Ibu H. Titi Latifah adalah pengasuhnya. Pondok pesantren tersebut didirikan sekitar tahun 1947 dengan jumlah santri  menetap sekitar 46 orang. Tujuan awal beliau membangun pondok pesantren ini adalah untuk kemaslahatan ummat dan kepentingan ummat serta pada akhirnya menjadi milik ummat. Mengenai perbandingan antara metode yang ada di sekolah formal dengan metode yang ada di pondok (pendidikan non-formal) sepertinya sudah bisa disimpulka sendiri oleh para pembaca, semua metode pembelajaran itu baik, perbedaan antara metode formal dengan non-formal yaitu terletak pada penempatannya saja tapi ada metode yang bisa digunakan pada lembaga pendidikan baik formal maupun non-formal misalnya metode ceramah. Tujuannya pun sama agar mempermudah pendidik untuk menyalurkan atau menyampaikan pada peserta didiknya.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Tafsir,1996, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, cet. 3).
Ramayulis,2002, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia).

DOKUMENTASI

           





Text Box: Perkenalan dan pendekatan tim observasi bersama santri mabit akhwat
Text Box: Perkenalan dan pendekatan tim observasi bersama pengasuh pondok
 



Text Box: Kegiatan Tadarus setelah Shalat Maghrib bersama santri mabit ikhwan       






Text Box: Ruang belajar sekaligus tempat shalat berjama’ah santri mabit ikhwan

Text Box: Masjid Pondok Al-Abshori

 


  






Text Box: Menuju Rumah Pengasuh Pondok untuk Minta izin

Text Box: Poto bersama Pengasuh Pondok

 




Text Box: Sedang Kajian Kitab di Pimpin Oleh KH. Miftah Ar Rosyid






Text Box: Foto tim observasi akhwat bersama Nyai NurAziza dan santri akhwat

Text Box: Foto tim observasi bersama Kiai Taufiq dan Nyai Nur Aziza




[1] Ahmad Tafsir,1996, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, cet. 3), h. 9
[2] Ramayulis,2002, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia), hal. 280-286

Tidak ada komentar:

Posting Komentar