LAPORAN OBSERVASI ENTREPRENEURSHIP
PENDIDIKAN
Sociopreneurship
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata
Kuliah Entrepreneurship Pendidikan
Pada
Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)
Tahun Akademik 2018/2019
Dosen Pengampu:
Dr. H.
Taqiyuddin Masyhuri, M.Pd.
Disusun Oleh Kelompok 6 :
Eha Siti Julaeha (1608101008)
Izzun Nadzoh Affan (1608101026)
Jaenudin (1608101027)
FAKULTAS ILMU
TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI
CIREBON
TAHUN AKADEMIK
2018/2019
A.
PENDAHULUAN
Hakikat manusia adalah makhluk sosial yaitu
makhluk yang tidak bisa hidup sendirian yang artinya manusia tersebut butuh
interaksi, dalam nilai-nilai Islam sudah diajarkan bahwa antar manusia itu
dianjurkan untuk saling tolong menolong, saling peduli antara satu dengan yang
lain bukan malah sebaliknya. Tapi bukan namanya hidup jika tidak ada masalah,
perlu kita ketahui bahwa dari masalah kita bisa belajar, belajar mengambil
keputusan dan secara tidak langsung itu artinya kita sudah menyelesaikan
masalah sendiri dan yang namanya orang dewasa itu bukan hanya dilihat dari
fisiknya saja, bisa saja dari sisi emosional atau dari sisi intelektua. Orang
dewasa adalah orang yang mampu menyelesaikan masalahnya sendiri, misalnya
masalah finansial.
Masalah sosial adalah suatu kondisi
yang terlahir dari sebuah keadaan masyarakat yang tidak ideal, atau definisi
masalah sosial yaitu keditaksesuaian unsur-unsur masyarakat yang dapat
membahayakan kehidupan kelompok sosial.[1]
Masalah sosial merupakan suatu kondisi yang dapat muncul dari keadaan
masyarakat yang kurang atau tidak ideal, maksudnya selama terdapat kebutuhan
dalam masyarakat yang tidak terpenuhi secara merata maka masalah sosial akan
tetap selalu ada didalam kehidupan.
Ketika ada masalah misalnya
kemiskinan, pengangguran dan masalah pendidikan pasti akan ada orang yang
berusaha untuk mengentaskan masalah tersebut. Nah, kalau orang yang berusaha
menyelesaikan masalah sosial tersebut maka orang tersebut disebut sociopreneur.
Berangkat dari masalah sosial yang berada di kecamatan karangampel yang
mayoritas ekonomi warganya berada di menengah bawah. Kami silaturahim ke salah
satu SMK yang ada di karangampel, karena kami beranggapan untuk mengentaskan
masalah tersebut sepertinya peran SMK sangat relevan dengan kondisi sosial
seperti itu.
B.
Kajian
Teoritis
Edupreneurship adalah gabungan dari dua kata, yaitu education
(pendidikan) dan preneurship (kewirausahaan), jadi eduprenurship
adalah program pelatihan yang diperkenalkan kepada masayarakat umum; program
pelatihan memperkenalkan konsep entrepenurship dengan dilengkapi contoh
aplikasinya melalui proses pendidikan. Preneurship atau kewirausahaan
adalah proses menciptakan suatu nilai yang berbeda, dengan mencurahkan waktu
dan upaya uang diperlukan, memikul resiko-resiko finansial, psikis dan sosial
yang menyertai, serta menerima penghargaan/imbalan/apresiasi dan kepuasan
pribadi. Sasaran eduprenership adalah education/ teacher sebagai pelaku prenership
bagaimana education/teacher menjadi pendidik/guru yang kreatif dan
produktif. Tenaga pendidik yang memiliki jiwa edupreneurship ataupun jiwa
entreprenership, seorang pendidik harus bisa menjadi seorang preneurship yang
hanadaldi bidang pendidikan namanya eduprenership.
Pembelajaran
dengan satuan edupreneurship sangatlah penting mengingan perkembangan IPTEK
begitu cepat yang menuntut pendidik harus selalu up to date. Para
pendidik tidak boleh Gaptek, sebab dengan menguasai IT seorang pendidik dengan
mudah berkreasi dalam proses belajar (PBM). Seorang pendidik tidak boleh kalah
dengan peserta didik, karena bisa jadi peserta didik lebih dahulu tahu
informasi pengetahuan via internet dari pada pendidik. Harapannya setiap
pendidik harus terlebih dahulu menyerap informasi serta mampu menyalurkan
kompetensi yang dimiliki. Disinilah seorang pendidik diuji untuk
keberhasilannya dalam melaksanakan PBM bagi peserta didik. Berbagai kiat
kreativitas yang produktif dari pendidik, maka keberhasilan mencetak sebuah
kualitas sangatlah sulit diraih.
Kenyataannya
masih banyak pendidik yang belum kreatif
dan produktif . padahal banyak cara untuk bisa menumbuh kembangkan kreativitas
dan produktifitas dari seorang pendidik. Jadi tidak hanya sebatas membelajarkan
seperti bentuk ceramah umum di depan kelas. Pendidik kreatif adalah pendidik
yang tak pernahpuas dengan apa yang disampaikannya, kepada pesertsa didik. Dia
berusaha menemukan cara-cara baru untuk menemukan potensi atau bakat unik
peserta didiknya. Baginya, setiap tahun harus ada kreativitas yang dikembangkan
dalam dirinya, sehingga materi yang disampaikannya tidak melulu itu-itu saja
setiap tahunnya.[2]
Karakteristik
enterpreneur yang sangat dibutuhkan oleh peserta didik antara lain percaya
diri, yakni keyakinan pada diri sendiri, kemandirian, semangat, ptimis dalam
hidup. Untuk menanamkan dan menumbuhkan mental enterpreur dalam diri peserta
didik terdapat beberapa tahap pencepaian yakni:
1.
Transformasi pola pikir pada suatu yang positif, pada
sikap dan motif untuk berubah kearah yang lebih baik.
2.
Transformasi cara berfikir, dari sekedar mengandalkan logika
menjadi pikiran yang kreatif dan inofatif, bahkan terkadang harus berpikir
dengan cara yang tidk lazim.
3.
Action ketika pola pikir sudah berubah dan cara berpikir
telah dibenahi tahap selanjutnya ialah beraksi yakni, menunjukan keteramilan
untuk mencari peluang dalam menuangkan kreativitas dan inovasi
Oleh
karena itu aplikasi edupreneurship arahnya ialah pembentukan mental dan jiwa
enterpreneur dalam upaya mencapai kesuksesan dalam bidang pendidikan.
Edupreneurship bukan bertujuan menjadikan peserta didik sebagai pengusaha namun
lebih kepada karakter edupreneur dalam bidang pendidikan, oleh karena itu hasil dari pendidik harus mampu menanamkan
dalam dirinya sebagai muslimah enterpreneurship agar mampu mencontohkan kepada
peserta didik menjadi lebih baik.
Sociopreneur merupakan
sebuah istilah turunan dari kewirausahaan. Gabungan dari dua kata, social
yang artinya kemasyarakatan, dan entrepreneurship yang artinya
kewirausahaan. Pengertian sederhana dari sociopreneur adalah seseorang
yang mengerti permasalahan sosial dan menggunakan kemampuan entrepreneurship
untuk melakukan perubahan sosial terutama meliputi bidang kesejahteraan,
pendidikan dan kesehatan.[3]
Dengan tujuan untuk membantu
masyarakat kecil yang kurang mampu secara ekonomi. Seorang sociopreneur
tidak semata-mata hanya memikirkan keuntungan pribadi saja, tetapi juga
memikirkan untuk membangun dan mengembangkan komunitasnya agar lebih berdaya.
Sociopreneur tentunya memiliki
karakteristik tertentu, berikut adalah karakteristik dari sociopreneur:
- Orang-orang yang mempunyai visi untuk memecahkan masalah-masalah kemasyarakatan sebagai pembaharu masyarakat dengan gagasan-gagasan yang sangat kuat untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat.
- Umumnya bukan orang terkenal, misal : dokter, pengacara, insinyur, konsultan manajemen, pekerja sosial, guru dan wartawan
- Orang-orang yang memiliki daya transformatif, yakni orang-orang dengan gagasan baru dalam menghadapi masalah besar, yang tak kenal lelah dalam mewujudkan misinya, menyukai tantangan, punya daya tahan tinggi, orangorang yang sungguh-sungguh tidak mengenal kata menyerah hingga mereka berhasil menyebarkan gagasannya sejauh mereka mampu.
- Orang yang mampu mengubah daya kinerja masyarakat dengan cara terus memperbaiki, memperkuat, dan memperluas cita-cita.
- Orang yang memajukan perubahan sistemik, bagaimana mereka mengubah pola perilaku dan pemahaman.
- Pemecah masalah paling kreatif.
- Mampu menjangkau jauh lebih banyak orang dengan uang atau sumber daya yang jauh lebih sedikit, dengan keberanian mengambil resiko sehingga mereka harus sangat inovatif dalam mengajukan pemecahan masalah.
- Orang-orang yang tidak bisa diam, yang ingin memecahkan masalah-masalah yang telah gagal ditangani oleh pranata (negara dan mekanisme pasar) yang ada.
Secara teoritis manusia adalah makhluk
sosial, yaitu individu yang tidak mampu hidup sendiri. ia dalam menjalani
kehidupannya akan senantiasa bersama dan bergantung pada manusia lainnya.
Manusia saling membutuhkan dan harus bersosialisasi dengan manusia lain. Hal
ini disebabkan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tidak dapat
memenuhinya sendiri. Ia akan bergabung dengan manusia lain untuk membentuk
kelompok-kelompok dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan tujuan hidup.
Berdasarkan teori tersebut maka bisa dikatakan bahwa manusia itu lahir dengan
keterbatasan dan secara naluriah manusia membutuhkan hidup dengan manusia
lainnya
C.
Kajian
Empiris
1.
Sejarah berdirinya sekolah SMK
Muhammadiyah Karangampel
Pada
hari senin tepatnya tanggal 29 April 2019, kami melakukan observasi ke SMK Muhammadiyah Karangampel yang beralamat di
Jl. Raya
Sendang Desa Sendang Kec. Karangampel, Indramayu 45283. SMK Muhammadiyah Karangampel berdiri
pada tanggal 09-09-2012 yang dari awal
pendirian sampai sekarang dipimpin oleh Bapak Kholid, S.Ag.
Visi SMK Muhammadiyah Karangampel
yaitu untuk mewujudkan SMK yang unggul dan berkualitas dalam menghasilkan
peserta didik yang berakhlak mulia, cerdas, terampil dibidang teknologi dan
mampu berkompetisi di era global. Sedangkan Misi dari SMK Muhammadiyah antara
lain;
- Menumbuhkan konsistensi dalam mengamalkan agama Islam
- Menyelenggarakan pembelajaran yang efektif
- Menghasilkan tamatan yang jujur, mandiri, mampu mengembangkan diri dan berkompeten.
2.
Jumlah Peserta Didik
Melihat
data siswa pada tahun ajaran 2015/2016 jumlah peserta didik di SMK Muhammadiyah
Karangampel sebanyak 195 dari total dua jurusan yakni jurusan TKR(Teknik
Kendaraan Ringan) sejumlah 134 dan jurusan TKJ (Teknik Komputer Jaringan)
sejumlah 61 peserta didik, kelas X sebanyak 69 siswa, kelas XI 73 siswa, dan
kelas XII 53 siswa.
Di
sekolah ini juga menerapkan program 5 S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan da Santun)
yang bertujuan untuk mempersiapkan siswa menyongsong generasi emas, salah
satunya dengan cara membiasaan siswa untuk melalukan sesuatu yang baik misalnya
saja Bapak Kholid memberikan aturan sendiri di sekolahnya bahwa 10 menit di jam
istirahat digunakan untuk sholat dhuha berjama’ah dengan anak-anak, terlihat
sepele tapi efek ke anak-anaknya luar biasa, insyaAllah kalau hubungan sama
Allahnya terjalin dengan baik maka hubungan dengan manusianya juga akan baik. Itulah salah satu cara untuk membangun karakter para siswa.
Mungkin kita menganggap anak SMK itu brutal, anarkis dan tidak bisa atur tapi
tidak semuanya seperti itu, karena di sekolah ini sudah ditanamkan nilai-nilai
Islam yang bisa memproteksi diri siswa agar tidak terpengaruh oleh lingkungan
buruk.
3.
Sociopreneurship di SMK Muhammadiyah Karangampel
Kami mewawancarai Bapak Kholid, S.Ag selaku kepala SMK
Muhammadiyah Karangampel, beliau lahir di Indramayu 08 Januari 1966 yang mana beliau basic-nya adalah
seorang guru agama tapi karena beliau sudah lama mengajar dan banyak
pengalamannya maka beliau diberi amanah untuk memimpin sekolah ini. Riwayat
pendidikan beliau, MI Darul ‘Ulum Sendang lanjut ke MTs Karangampel
kemudian PGA di Cirebon dan kuliah di IAIN Cirebon yang dulunya itu cabang
Bandung. Sebagai info, SMK
itu berbeda dengan SMA, di SMK lebih banyak diajarkan keahlian untuk
bersiap-siap menuju ke dunia kerja dan di SMK juga ada yang namanya PKL(Praktek
Kerja Lapangan) pada kelas XI yang dilaksanakan beberapa bulan yang itu artinya
ada sosok sociopreneur dibalik kegiatan itu atau orang yang berusaha
untuk menghubungkan peserta didiknya ke perusahaan untuk belajar bagaimana
rasanya terjun ke dunia kerja, mulai dari belajar beradaptasi dengan lingkungan
baru dan belajar apa yang harus dilakukan kelak ketika benar-benar terjun ke
dunia kerja.
Sebagai kepala sekolah sudah seharusnya beliau
mengkoordinir semua kegiatan yang berkaitan dengan sekolah misalnya seperti
kajian bulanan yang di programkan oleh PDM (Pimpinan Daerah Muhammadiyah) yang
mana bisa menyatukan seluruh guru Muhammadiyah baik tingkat SD, SMP, SMA dan
SMK dalam satu tempat pada daerah tersebut. Kemudian berkaitan dengan kegiatan
praktek kerja lapangan (PKL), bagaimana kepala sekolah menjalin hubungan dengan
lembaga yang mau menerima PKL-an, dan bagaimana cara kepala sekolah menempatkan
lulusan siswanya ke perusahaan-perusahaan sehingga bisa membantu masalah
perekonomian yang dihadapi masyarakat sekitar.
D. Analisis
Terhadap Hasil Obscrvasi
Berdasarkan hasil observasi kami di
SMK Muhammadiyah Karangampel, sekolah tersebut sudah menerapkan teori sociopreneur
karena kepala sekolah di SMK tersebut sudah menggambarkan sosok sociopreneur.
Mulai dari bagaimana kepala sekolah menjalin hubungan baik dengan sekolah
menengah pertama (SMP) disekitar untuk bisa menjalankan kegiatan sosialisasi
atau memperkenalkan SMK ke adik-adik yang ingin melanjutkan ke SMK, kemudian
mengajak dewan guru untuk ikut kajian bulanan yang diadakan oleh PDM (Pimpinan
Daerah Muhammadiyah) yang mengundang guru-guru sekolah Muhammadiyah dari SD,
SLB, SMP, SMA dan SMK, kemudian bagaimana kepala sekolah menjalin hubungan
dengan perusahaan-perusahaan yang
bersedia menerima program PKL (Praktek Kerja Lapangan) dan siap menerima tenaga
kerja baru dari lulusan SMK tersebut.
Menurut
Bapak Kholid kunci suksesnya pendidikan yaitu terletak pada tiga hal, pertama
dari keluarga,kedua dari sekolah dan ketiga dari lingkungan. Tiga komponen
tersebut harus berkesinambungan, susah memang tapi sudah mencoba untuk di
sosialisasikan kepada wali murid agar anaknya tidak jauh-jauh dari nilai
keIslaman. Sebagai kepala sekolah beliau berusaha memberikan yang terbaik bagi
murid-muridnya, ikhtiar sudah dilakukan tinggal kita serahkan semua pada Sang Khalik. Karena beliau yakin bahwa
rencana Sang Khalik adalah rencana yang
terbaik untuk para hambanya.
.
E.
KESIMPULAN
Dari
apa yang telah kami paparkan dalam pembahasan diatas, kami dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut bahwa eduprenurship merupakan program
pelatihan yang diperkenalkan kepada masayarakat umum; program pelatihan
memperkenalkan konsep entrepenurship dengan dilengkapi contoh aplikasinya
melalui proses pendidikan. Edupreneurship bukan hanya bertujuan
menjadikan peserta didik sebagai pengusaha namun lebih kepada karakter
edupreneur dalam bidang pendidikan, oleh karena
itu hasil dari pendidikan khususnya dalam bidang sosial itu pendidik
harus mampu menanamkan dalam diri siswa nilai persaudaraan, kekerabatan, saling
tolong-menolong dan nilai-nilai positif lainnya. Sebagai sociopreneur
harus mampu mencontohkan kepada
peserta didik sesuatu hal yang baik,
misalnya menanamkan nilai-nilai persaudaraan. Sociopreneur adalah seseorang yang mengerti
permasalahan sosial dan menggunakan kemampuan entrepreneurship untuk melakukan
perubahan sosial terutama meliputi bidang kesejahteraan, pendidikan dan
kesehatan. Dengan tujuan untuk membantu
masyarakat kecil yang kurang mampu secara ekonomi. Seorang sociopreneur tidak
semata-mata hanya memikirkan keuntungan pribadi saja, tetapi juga memikirkan
untuk membangun dan mengembangkan komunitasnya agar lebih berdaya.
Dengan
demikian untuk mampu menyelesaikan tugas ini kami melakukan
observasi di SMK
Muhammadiyah Karangampel yang
beralamat di Jl. Raya Sendang Desa Sendang Kec.
Karangampel Indramayu 45283. Dari
sana kita mendapatkan informasi serta data-data yang diperlukan terkait materi
yang akan dipelajari. Kami pun menemukan
identitas SMK
Muhammadiyah Karangampel dan
khususnya pembahasan pokok kami yakni Sociopreneurship yang diterapkan oleh narasumber
kami yaitu Bapak Kholid, S.Ag selaku kepala SMK Muhammadiyah Karangampel yang
sudah menanamkan jiwa sosiopreneur dengan baik ke kami.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pengertianku.net/2015/08/pengertian-masalah-sosial-dan-contohnya-
maupun-penyebabnya.html.
Taqiyudin Masyhuri.
Buku Kewirausahaan Pendidikan Agama Islam. Hlm. 44-46
LEMBAR DOKUMENTASI
Halaman SMK Muhammadiyah Karangampel
Data Tenaga Pendidik dan
Kependidikan SMK Muhammadiyah Karangampel
[1] http://www.pengertianku.net/2015/08/pengertian-masalah-sosial-dan-contohnya-maupun-penyebabnya.html.
Diakses pada tanggal 29 April 2019 pukul 20:05 WIB
[2] Taqiyudin Masyhuri. Buku Kewirausahaan
Pendidikan Agama Islam. Hlm. 44-46
[3] https://www.slideshare.net/NadyaSyabillaA/makalah-sociopreneur?from_action=save.
Diakses pada tanggal 29 April 2019 ukul 21:37 WIB
mantap mas jaen,Lanjutkan
BalasHapusInsyaAllah. Terima kasih sudah mampir
BalasHapus