Jumat, 26 April 2019

Refleksi Tugas BK


Text Box: Refleksi Hasil Observasi Lapangan Bimbingan Konseling
Selasa, 28 November 2017
Hari ke-1
            Pagi ini, tepat pukul 06.00 WIB saya langkahkan kaki dari rumah untuk memulai observasi. Sebelum menuju sekolah yang akan dijadikan objek observasi, saya berkumpul dulu dengan tim sekitar pukul 08.00 WIB. Setelah berkumpul, kami memantapkan lagi mengenai rencana apa saja yang akan dilakukan nanti. Ucapan do’a sebelum berangkat kami panjatkan. Pukul 08.30 berangkatlah kami ke sekolah yang dituju.
            Sampailah kami di sekolah, tepatnya SMP N 1 Cirebon. Kamipun bertemu dengan petugas keamanan atau satpam yang ada di depan sekolah. Satpam tersebut mengarahkan untuk masuk saja dan bertemu dengan petugas piket, kemudian guru BK. Disana kami menjelaskan tujuan kedatangan kami. Yaitu ingin belajar bagaimana menjadi seorang konselor di lapangan. Dan, pihak sekolah terutama guru BK tersebut tidak berkenan jika sekolah atau siswanya dijadikan objek observasi atau pembelajaran bagi kami. Kami coba lagi, dengan menjelaskan kembali, namun tetap saja tidak diperbolehkan. Alasannya itu karena sekolah tersebut sedang mematangkan persiapan untuk menghadapi UAS dan tidak mau jika problem yang dimilki siswa diketahui oleh orang luar (tertutup). Mereka pun berpendapat, jika menjadi seorang konselor itu tidak bisa sembarangan dan harus mengetahui kondisi anak tersebut dari awal. Intinya itu membutuhkan proses yang lama dan harus beradaptasi terlebih dahulu. Akhirnya, keluarlah kami dari sekolah tersebut dengan perasaan sedikit cemas. Bagaimana ini? berpikirlah beberapa menit, kemudian kami memutuskan untuk mencari sekolah lain. Ya, kami memutuskan SMP N 1 Cirebon sebagai objek observasi.
            Kurang lebih pukul 10.30 WIB, kami berangkat. Bismillah, semoga sekolah tersebut berkenan untuk di observasi. Alhamdulillah sekolah tersebut memperkenankan, walaupun harus bertemu dengan beberapa orang. Pertama, kami bertemu dengan penjaga kemudian diarahkan untuk masuk kemudian bertemu bapak Wawan selaku bagian akademik. Disana kami menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan kami, yaitu ingin belajar bagaimana menjadi seorang konselor dilapangan. Setelah itu, kami diarahkan untuk bertemu dengan bapak Yudi selaku salah satu guru BK di sekolah tersebut. Bertemulah kami dan melakukan sedikit perbincangan. Beliau pun tidak bisa bertindak atau menanggapi kami tanpa sepengetahuan ketua koordinator BK di sekolah tersebut. Menunggulah kami. Setelah beberapa menit, kamipun disuruh untuk bertemu bapak Darmaji, ketua koordinator BK. Beliau lulusan S2 UNES dengan mengambil prodi S1 dan S2 sama, yaitu Bimbingan Konseling.  Kami pun melakukan wawancara dengan beliau. Mengenai bagaimana kondisi siswa dalam belajar, apakah ada siswa yang mengalami kendala saat belajar dan bagaimana peran BK di sekolah tersebut serta lain sebagainya. Menurutnya, peran BK di sekolah ini sudah berjalan sebagaimana mestinya. Seperti melayani mengenai masalah pribadi, sosial dan kelanjutan sekolah ke jenjang berikutnya. Adapun masalah yang sering dihadapi tidak jauh dari perkelahian ataupun bolos sekolah.
            Setelah melakukan perbincangan dengan bapak Darmaji, kamipun meminta agar diperkenankan bertemu dan berbincang dengan siswa yang bermasalah. Namun, siswa yang diperkenankan adalah siswa yang lumayan aktif. Ia bernama Muhammad Firdaus kelas 9A, yang sebentar lagi akan memasuki bangku SMA. Kamipun mencoba mengorek-ngorek masalah apa yang sedang dihadapinya. Kami tanyakan apa cita-citanya, ekskul dan lain sebagainya. Ia bercita-cita menjadi seorang polisi, namun ada sedikit kegiatannya yang tidak sesuai dengan cita-citanya. Ia mengikuti ekskul Marching Band. Lho, kenapa tidak mengikuti Paskibra atau Pramuka? Ternyata ia suka musik. Kamipun mengorek tentang keluarganya, apakah mendukung atau tidak dengan cita-cita yang diinginkannya? Orangtuanya sangat mendukung. Dan pekerjaan ayahnya itu adalah polisi. Hubungan keluarganya pun harmonis.
            Melihat hasil perbincangan yang kurang memuaskan. Kamipun meminta kepada bapak Yudi untuk dipertemukan dengan seorang wali kelas yang sekiranya berkenan untuk dijadikan objek, termasuk dengan siswa yang bermasalah di dalamnya. Melihat waktu yang sudah menunjukan jam pulang, kami memutuskan untuk melanjutkan esok hari dengan membuat janji dengan wali kelas yang bersangkutan terlebih dulu.

Rabu, 29 November 2017
Hari ke-2

Setelah mata kuliah Metodologi Pembelajaran PAI, sekitar pukul 10.30 kami berangkat menuju sekolah tersebut. Tibalah kami, dan ternyata ibunya sedang keluar. Kami dimohon untuk menunggu sekitar 45 menit. Daripada sebal menunggu, kami pergi ke Masjid Raya at-Takwa yang tidak jauh dari SMP tersebut. Disana kami beristirahat, shalat, dan memantapkan kembali pertanyaan yang akan diajukan. Setelah selesai, kembalilah kami ke sekolah dan bertemu dengan wali kelas tersebut. Wali kelas itu bernama Ibu Veni, yang mewali kelasi kelas 8B dan mengampu mata pelajaran B.Inggris. Ia lulusan Unswagati pada tahun 2000, dan sudah mengajar sekitar 16 tahun-an. Ibu Veni orangnya asik, mudah akrab. Dan saat perkenalan, ternyata kampung halamannya sama dengan saya. Yaitu Jln. SMP 1 Cilimus Desa Bojong Cilimus. Dunia ini memang sempit ya, tak disangka bisa bertemu dengan orang satu desa. Namun, saya baru tahu karena beliau selama ini menetap di Cirebon.
Perbincangan intipun kami mulai dengan menanyakan bagaimana motivasi siswa dalam belajar? Apakah mengalami kendala? Kemudian dengan sangat cerianya ibu Veni menjawab, wah mereka sangat semangat sekali dalam belajar. Jika pergantian pelajaranpun mereka bergegas untuk memanggil guru mata pelajaran berikutnya. Berlanjut ke pertanyaan selanjutnya, mengenai apakah ada anak yang mengalami masalah atau pernah berbuat tindakan yang kurang positif? Pasti ada, seperti halnya membawa Hp, menjaili temannya, bolos sekolah dan lainnnya.
Setelah melewati beberapa perbincangan dengannya, kami meminta kepada ibu Veni agar mengizinkan kami untuk berbincang dengan anak yang penah bermasalah tersebut. Kamipun diijinkan, dan bertemulah kami dengan dua siswa (laki-laki dan perempuan).
Siswa laki-laki itu bernama Fawwaz. Ia diketahui sering membuka tas temannya beberapa bulan lalu. Wali kelaspun sudah memberi tindakan dengan memberi nasehat. Namun, hal itu tidak kami singgung saat perbincangan. Karena ada permasalahan lain yang sedang dihadapinya saat ini. Yaitu mengenai sikap temannya yang tidak berlaku adil kepadanya. Seperti halnya saat mengerjakan tugas kelompok nama dia tidak dicantumkan dalam lembar kerjanya, padahal ia ikut bekerja. Entah apa alasan mereka berbuat demikian. Hal ini tidak terjadi satu kali, untuk kedua kalinya ini sudah terjadi. Lalu, tindakan yang dilakukan Fawwaz dalam menanggapi hal ini yaitu dengan mengerjakan kembali tugas yang diperuntukan kepada kelompok dengan sendiri dan atas nama sendiri. Dari situ kelihatan ia sedikit tertutup dan tidak mau orang lain mengetahuinya, termasuk wali kelasnya sendiri tidak mengetahuinya. Disinilah saya merasa menjadi konselor itu tidak semudah dengan yang dibayangkan. Perlu perkenalan yang intens, adaptasi yang baik, dan memerlukan waktu yang tidak sebentar. Kamipun memberi saran, seharusnya kamu dapat bersikap lebih tegas lagi. Tanyakan apa alasan yang menyebabkan temannya berperilaku seperti itu dan harus lebih terbuka untuk bercerita kepada wali kelas mengenai kondisi belajar yang terjadi.
Sedangkan untuk siswa perempuan itu bernama Sheilly. Ia diketahui pernah membawa Hp ke sekolah, padahal sekolah melarang siswanya untuk membawa Hp. Dan saat perbincangan, kami menyinggung mengenai kondisi belajarnya. Ia mengakui bahwa dirinya saat kelas 7 mengalami penurunan prestasi belajar. Hal itu dipengaruhi oleh lingkungan temannya yang keseringan mengajak bermain. Wali kelaspun sudah memberi tindakan dengan memberi nasehat serta berkomunikasi dengan orangtua yang bersangkutan dan memberi surat pernyataan mengenai pelanggaran.
Selanjutnya, jika melihat dari hasil ulangan harian B. Inggris Fawwaz dan Sheilly, Sheilly itu ternyata anak yang pintar, ia mendapat nilai 100. Sedangkan Fawwaz kurang dari 100. Dan hal ini terbukti dengan adanya tindakan dan penanganan yang telah dilakukan, berdampak terhadap kondisi belajar atau prestasi siswa.
Kami pun memberikan sedikit motivasi agar mereka mengikuti peraturan yang ada di sekolah, karena itu baik untuk mereka.
Setelah melakukan perbincangan dengan banyak pihak mengenai kegiatan kami, akhirnya selesai juga dengan ditandai oleh surat keterangan bahwa kami selesai melakukan observasi terkait motivasi belajar siswa. Dan saya dapat menyimpulkan kegiatan dihari ini atau di mata kuliah ini telah mengajarkan banyak hal. Mulai dari keberanian, tanggungjawab, kekompakan dalam kerja tim dan tentunya bagaimana menjadi seorang konselor dilapangan yang tidak semudah dengan yang dibayangkan.

Terimakasih J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar